Tanoto Foundation mendukung pemerintah dan memilih jalur pembiayaan mandiri. Dengan demikian keikutsertaan dalam POP, melalui Program PINTAR Penggerak, dirancang tidak menggunakan dana pemerintah, namun sepenuhnya dibiayai dana sendiri dengan nilai i
Tanoto Foundation, organisasi filantropi yang bekerja dalam memajukan bidang pendidikan di Indonesia membantah menggunakan dana pemerintah untuk pengembangan program pendidikan.
"Tanoto Foundation selalu berkomitmen mendukung pemerintah dan memilih jalur pembiayaan mandiri," kata Communication Director Tanoto Foundation Haviez Gautama dalam keterangan tertulis yang diterima di di Pekanbaru, Provinsi Riau, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan sekaligus meluruskan pernyataan Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda yang mempertanyakan dua organisasi, salah satunya Tanoto Foundation yang menjadi mitra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam Program Organisasi Penggerak (POP).
Sebelumnya, Syaiful Huda mengatakan entitas ini masuk dalam kategori Gajah yang bisa mendapatkan hibah hingga Rp20 miliar per tahun dalam POP.
Untuk mendukung program itu, Kemendikbud mengalokasikan anggaran hampir Rp600 miliar. Anggaran tersebut akan dibagikan untuk membiayai pelatihan atau peningkatan kapasitas yang diadakan organisasi masyarakat (ormas) yang terpilih.
Syaiful Huda menyatakan jika Tanoto Foundation termasuk dua dari 156 ormas yang lolos sebagai Organisasi Penggerak.
Untuk itu, Haviez Gautama menegaskan bahwa Tanoto Foundation yang terus berkomitmen memajukan pendidikan Indonesia sejak 1981 terus memilih pendanaan mandiri dan sepeser pun tidak pernah menggunakan dana pemerintah.
Baca juga: Tanoto Foundation bantu PAUD di Pandeglang
Baca juga: Tanoto Foundation datangkan 100.000 APD untuk tim medis Indonesia
Tanoto Foundation dipilih oleh Kemendikbud menjadi salah satu pelaksana Program Organisasi Penggerak (POP).
Dalam program ini, kata dia, Kemendikbud mengundang seluruh ormas di Indonesia untuk berkompetisi membangun sekolah penggerak dan menyediakan pilihan kepada ormas untuk membiayai pelaksanaan POP secara mandiri -- dengan dana sendiri -- atau mengajukan permohonan pendanaan kepada pemerintah.
"Tanoto Foundation mendukung pemerintah dan memilih jalur pembiayaan mandiri. Dengan demikian keikutsertaan dalam POP, melalui Program PINTAR Penggerak, dirancang tidak menggunakan dana pemerintah, namun sepenuhnya dibiayai dana sendiri dengan nilai investasi lebih dari Rp50 miliar untuk periode dua tahun 2020-2022," katanya.
Proses seleksi program PINTAR Penggerak dilakukan terhadap 324 proposal dari 260 ormas di man hasilnya terpilih 183 proposal dari 156 ormas.
Melalui Program PINTAR Penggerak itu, Tanoto Foundation akan bekerja untuk mengembangkan kapasitas tenaga pengajar di 260 Sekolah Penggerak (160 sekolah dasar dan 100 sekolah menengah pertama) rintisan di empat kabupaten, yakni Kampar (Riau), Muaro Jambi (Jambi), Tegal (Jawa Tengah) dan Kutai Barat (Kalimantan Timur), demikian Haviez Gautama.
Baca juga: Legislator pertanyakan Tanoto dan Sampoerna jadi Organisasi Penggerak
Baca juga: Tanoto Foundation dan UNICEF luncurkan metode pengukuran status tumbuh kembang anak
Baca juga: Komisi X DPR segera panggil Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation
Baca juga: Menristekdikti : Program teladan Tanoto bantu tingkatkan daya saing
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020