• Beranda
  • Berita
  • COVID-19 bisa sebabkan kerusakan otak? ini kata pakar kesehatan

COVID-19 bisa sebabkan kerusakan otak? ini kata pakar kesehatan

23 Juli 2020 12:05 WIB
COVID-19 bisa sebabkan kerusakan otak? ini kata pakar kesehatan
Ilustrasi - Sampel darah yang terindikasi positif virus corona. ANTARA/Shutterstock/am. (.)
Para pakar kesehatan menemukan, COVID-19 yang dianggap sebagai penyakit pernapasan dalam tujuh bulan terakhir bisa bermanifestasi dalam berbagai cara, bukan hanya batuk, demam, dan kelelahan yang khas.

Sistem saraf pada umumnya yang terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan saraf juga mungkin sangat rentan terhadap penyakit ini.

"COVID-19 telah dikaitkan dengan beberapa gejala neurologis seperti sakit kepala, pusing, mialgia, perubahan indra perasa dan penciuman, stroke, dan kejang," kata ahli neurologi Northwestern Medicine Lake Forest Hospital, Illinois, William C. Davison seperti dilansir laman Health belum lama ini.

Dia mengatakan, sekarang lebih banyak penelitian menemukan COVID-19 dapat menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut, melalui peradangan otak dan kerusakan saraf.

Baca juga: Musisi Adam Schlesinger meninggal akibat komplikasi corona

Baca juga: Malas minum obat bisa sebabkan penyandang diabetes kena komplikasi


Para peneliti di University College London (UCL) di Inggris misalnya, melalui studinya dalam jurnal Brain, menganalisis data dari 43 pasien yang dikonfirmasi atau diduga COVID-19.

Para pasien ini berusia 16-85 tahun dan dirawat di National Hospital for Neurology and Neosurgery di London.

Beberapa pasien mengalami penyakit ringan, sementara yang lain memiliki gejala yang lebih parah, meskipun masalah neurologis tidak tergantung pada keparahan gejala.

Pada mereka, ada lima kategori utama penyakit neurologis dan neuropsikiatrik muncul: ensefalopati (kerusakan atau penyakit yang mempengaruhi otak), sindrom peradangan CNS seperti ensefalitis atau ensefalomeyelitis diseminata akut (ADEM), stroke iskemik, gangguan neurologis perifer seperti sindrom Guillain-Barré dan gangguan yang tidak sesuai dengan kategori tertentu.

Dari 43 pasien, para peneliti menemukan ada sembilan orang yang mengalami sindrom inflamasi ADEM yang ditandai serangan pada myelin tubuh atau pelindung dari serabut saraf di sistem saraf pusat oleh sistem kekebalan tubuh.

Jika penutup pelindung ini tidak ada atau tidak memadai, saraf tidak dapat secara efektif mengirimkan informasi. Gejala-gejala yang mungkin timbul dari ADEM antara lain sakit kepala, kelelahan hingga kehilangan penglihatan dan kelumpuhan.

“ADEM adalah reaksi inflamasi terhadap sistem saraf pusat. Virus corona pemicunya, tetapi saat ini kami tidak tahu mengapa tampaknya menyebabkan respons imun patologis," kata Davison.

Studi UCL mengungkapkan beberapa diagnosa dan gejala pasien. Salah satunya, seorang wanita berusia 47 tahun yang didiagnosis ADEM, menunjukkan gejala COVID-19 yang umum, seperti demam dan masalah pernapasan, selama satu minggu sebelum mengalami sakit kepala parah di sisi kanan kepalanya, dan mati rasa dan kelemahan pada sisi kirinya.

Menurut para peneliti, yang memprihatinkan insiden dan tingkat keparahan stroke yang disebabkan oleh COVID-19. Sebanyak delapan dari 43 pasien menderita stroke iskemik, atau stroke yang disebabkan penyumbatan arteri yang memasok darah ke otak.

Walaupun ini hanya beberapa contoh kasus parah komplikasi neurologis akibat COVID-19, ini menunjukkan betapa sulitnya bagi dokter yang merawat pasien COVID-19. Sabar

Studi lainnya, yang diterbitkan dalam The Lancet Neurology, menemukan sejumlah komplikasi neurologis dan psikiatrik yang mungkin terkait dengan COVID-19.

Setelah menganalisis temuan studi COVID-19 dari seluruh dunia, termasuk Cina, Italia dan Amerika Serikat, para peneliti mengidentifikasi hampir 1.000 pasien COVID-19 terkait dengan otak, sumsum tulang belakang, dan penyakit saraf.

Jumlahnya kecil, secara komparatif ketika merujuk semua kasus COVID-19, tetapi ini menandakan pentingnya tetap waspadai mengenai komplikasi ini.

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai pengaruh COVID-19 pada otak dan sistem saraf.

Baca juga: Aktor Broadway harus amputasi kaki karena komplikasi corona

Baca juga: Musisi country John Prine meninggal karena komplikasi corona

Baca juga: Perancang sepatu Sergio Rossi meninggal karena komplikasi corona

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020