Dosen dan mahasiswa yang tergabung dalam tim pengabdian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membidik potensi kopi lokal Malang Selatan untuk diangkat menjadi produk yang dikenal luas dan berdaya saing tinggi.Argotirto mengandung 10-12 persen kopi lanang yang mampu meningkatkan stamina. Kopi lanang memiliki konsentrasi kafein yang lebih tinggi, sehingga tidak bisa dikonsumsi harian.
“Kami melihat kopi robusta Argotirto memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan kopi robusta di daerah lain," kata salah sorang anggota Tim Pengabdian UMM, Mochamad Rofik di Malang, Kamis.
Hanya saja, lanjutnya, rasa kopi robusta Argotirto belum benar-benar tereksplorasi karena proses pemilahan dan 'roasting' yang kurang tepat. Oleh karena itu, Tim Pengabdian UMM memulainya dari edukasi proses penyortiran.
Pengangkatan potensi kopi lokal di Malang Selatan itu berawal dari keresahan masyarakat mengenai harga biji kopi (green bean) yang fluktuatif dan diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.
Baca juga: Petani di Malang dilatih produksi kerupuk kopi hingga masker kopi
Desa Argotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, merupakan salah satu penghasil komoditas kopi robusta terbesar di Malang Selatan.
Program pengabdian yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UMM tersebut memulai upaya peningkatan harga jual green bean dengan melakukan edukasi mengenai biji kopi.
Tim pengabdian UMM yang terdiri dari Novi Puji Lestari, Fika Fitriasari, Mochamad Rofik dan Wofi Toyibatul Chusnah merasa terpanggil untuk melakukan inovasi guna meningkatkan harga jual green bean di tingkat petani, khususnya di Desa Argotirto.
Lebih lanjut, Rofik yang juga dosen pengampu mata kuliah Matematika Ekonomi dan Statistika Bisnis itu mengatakan proyek pengabdian ini bekerja sama dengan roaster berpengalaman untuk semakin menguatkan cita rasa Kopi Argotirto.
"Setelah proses sortir, kami mengirim biji kopi pilihan ke roaster terbaik," ujar Rofik.
Baca juga: Pelaku usaha kopi berupaya tekan penggunaan wadah plastik
Sementara itu, anggota tim lainnya Novi Puji Lestari mengungkapkan bahwa selain kualitas cita rasa, brand dan packaging merupakan faktor penting dalam keberhasilan pemasaran. "Setelah kami memastikan memiliki kopi dan proses yang baik, kami mengerjakan aspek branding dan packaging," kata Novi.
Novi mengemukakan dari Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan dengan beberapa pakar dan petani akhirnya mereka mengembangkan brand Argotirto dan Aksara.
"Pada prinsipnya kandungan Argotirto dan Aksara sama, namun Argotirto memiliki 10-12 persen kandungan peaberry yang berdasarkan beberapa referensi memiliki kafein yang lebih tinggi," kata dosen Manajemen Keuangan tersebut.
Tim pengabdi lainnya, Fika Fitriasari yang juga dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMM dan Wofi yang tercatat masih aktif sebagai mahasiswi Kesejahteraan Sosial FISIP UMM bertanggung jawab untuk mengembangkan jejaring pemasaran.
Baca juga: Mahasiswa UM KKN pulang kampung ke Banyuwangi, bantu atasi COVID-19
"Saat ini kami sudah memiliki beberapa agen, 'reseller and dropshipper' serta beberapa minimarket lokal,” kata mahasiswi kelahiran Tulungagung tersebut.
Robusta, Honey Processed, Dark Roasted, kopi Argotirto merupakan nano lot Kopi Dampit grade A yang hanya ditanam di satu desa, yaitu Desa Argotirto, Kabupaten Malang.
Argotirto mengandung 10-12 persen kopi lanang yang mampu meningkatkan stamina. Kopi lanang memiliki konsentrasi kafein yang lebih tinggi, sehingga tidak bisa dikonsumsi harian. Oleh sebab itu, Argotiro menjadi solusi untuk menikmati kopi robusta tanpa mengurangi taste dengan manfaat tambahan untuk meningkatkan stamina.
Baca juga: UMM beri kompensasi UKT saat pandemi COVID-19
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020