• Beranda
  • Berita
  • Luhut: Hilirisasi nikel jadikan Indonesia pemain utama baterai lithium

Luhut: Hilirisasi nikel jadikan Indonesia pemain utama baterai lithium

25 Juli 2020 21:39 WIB
Luhut: Hilirisasi nikel jadikan Indonesia pemain utama baterai lithium
Pekerja berada di dekat tungku pembakaran biji nikel di PT Antam Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Jumat (16/8/2019). Pihak PT Antam Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara mencatat dalam sehari mampu memproduksi sekitar 75 ton Nikel dalam Feronikel. ANTARA FOTO/Jojon/pras.

Hilirisasi nikel ini, kita kembangkan sampai ujungnya baterai dan keperluan lain. Kita akan jadi pemain utama lithium baterai ini

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hilirisasi nikel yang tengah dilakukan pemerintah bisa menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dunia baterai lithium.

Menurut Luhut dalam acara daring Sore Bersama LBP bertajuk "Investasi Di Tengah Pandemi", Sabtu, Indonesia memiliki cadangan bijih nikel terbesar dan terbaik kualitasnya di dunia.

"Hilirisasi nikel ini, kita kembangkan sampai ujungnya baterai dan keperluan lain. Kita akan jadi pemain utama lithium baterai ini," katanya.

Indonesia, kata Luhut, akan mendorong terus pengembangan baterai lithium untuk kendaraan listrik. Pasalnya, pada 2030 nanti, Eropa akan mewajibkan semua kendaraan berbasis listrik.

"Itu kan tinggal 10 tahun lagi dari sekarang. Nah itu yang kita target. Pada 2025-2027 juga mereka terapkan berapa puluh persen harus pakai electric car. Kita pun secara bertahap akan pakai electric car," katanya.

Selain menjadi pemain utama dunia bahan baku baterai lithium, penggunaan kendaraan listrik juga berdampak pada pengurangan impor minyak karena berkurangnya kendaraan berbasis energi fosil.

"Kita akan jadi pemain ini," tegasnya.

Mantan Menko Polhukam itu menjelaskan, perlahan Indonesia akan terus mendorong hilirisasi nikel untuk meningkatkan nilai tambah bagi dalam negeri.

Selain berujung pada baterai lithium, hilirisasi nikel saat ini telah memberikan nilai tambah hingga 10,2 kali lipat. Dalam catatan Luhut, ekspor bijih nikel pada 2018 sebanyak 19,25 juta ton mencapai nilai 612 juta dolar AS.

Namun, setelah diproses menjadi stainless steel slab, ekspor produk hilirisasi tersebut sebanyak 3,85 juta ton menghasilkan 6,24 miliar dolar AS.

"Ini tentu tidak berhenti di sini. Masih ada turunannya sampai lithium baterai," katanya.

Baca juga: Ekspor nikel dilarang, Antam fokus hilirisasi pada 2020

Baca juga: Luhut: 2023 pabrik baterai litium sudah bisa beroperasi

Baca juga: Kemenko Kemaritiman sebut RI bisa jadi produsen utama baterai lithium



 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020