• Beranda
  • Berita
  • Hyundai vs Tesla, pertarungan mobil hidrogen dan listrik masa depan

Hyundai vs Tesla, pertarungan mobil hidrogen dan listrik masa depan

28 Juli 2020 12:14 WIB
Hyundai vs Tesla, pertarungan mobil hidrogen dan listrik masa depan
Mobil listrik Model 3 Tesla Motors. ANTARA/REUTERS /HO-Tesla Motors/am.

Hyundai dan Tesla akan bersaing di pasar mobil ramah lingkungan masa depan, baik di Korea Selatan, Amerika Serikat atau secara global.

Perusahaan Korea Selatan berencana merilis dua jalur produksi yang didedikasikan untuk kendaraan listrik, satu lini pada tahun depan dan satu lagi pada 2024, menurut buletin serikat pekerja internal yang dilihat Reuters, Selasa.

Bos Hyundai, Euisun Chung beberapa waktu lalu mengadakan pertemuan dengan Samsung, LG dan SK Group yang akan membuat baterai dan komponen pendukung mobil masa depan.

Hyundai diduga ingin mengamankan pasokan baterai mobil listrik, karena komponen itu menjadi bagian termahal dalam satu unit mobil listrik. Para pabrikan itu juga sudah memasok komponen baterai untuk Tesla, Volkswagen dan GM.

Hyundai mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya bekerja sama dengan pemasok baterai Korea "untuk meningkatkan" produksi mobil listriknya secara efisien.

Hyundai tampaknya serius menggarap rencana tersebut, setelah mereka mengumumkan rencana penjualan 1 juta mobil listrik dalam setahun dengan target 10 persen pangsa pasar global pada 2025.

Menurut data konsultan industri LMC Automotive, Hyundai Motor Group menjual sekitar 86.434 EV baterai tahun lalu. Hasil tersebut berada di atas penjualan VW 73.278 unit. Namun, Hyundai masih berada di belakang Tesla yang mampu menjual sekitar 367.500.

Hyundai bersama Kia yang menjadi pabrikan mobil urutan lima di dunia mengatakan bahwa, "Kami yakin Hyundai tidak akan pernah ketinggalan."

Baca juga: Mobil listrik Hyundai Kona terjual lebih 100.000 unit

Baca juga: Nissan Magnite, calon pesaing Ford EcoSport dan Hyundai Venue


Hidrogen vs Listrik

Hyundai pada 2010 pernah membangun 230 mobil listrik untuk pemerintah, namun saat itu infrastruktur mobil listrik masih sangat langka.

Kepada R&D Hyundai, Lee Hyun-soon merasa bahwa kendaraan listrik yang mengandalkan infrastruktur tidak realistis, sehingga mereka mengalihkan perhatian ke mobil berbahan bakar hidrogen.

Saat ini hanya sedikit pabrikan yang bermain di segmen mobil hidrogen, Hyundai, Toyota dan Nikola. Toyota memiliki produk Mirai, sedangkan Hyundai mengusung Tucson Fuel Cell dan NEXO.

Menurut LMC Automotive, sebanyak 7.707 mobil berbahan bakar hidrogen terjual secara global pada tahun lalu, namun masih jauh dibandingkan mobil listrik sebanyak 1,68 juta unit.

Di sisi lain, Tesla unggul di Korea Selatan, mengalahkan Hyundai sebagai pabrikan lokal di sana.

"Hyundai tidak mengharapkan Tesla mendominasi pasar EV begitu cepat," kata seorang sumber anonim kepada Reuters.

Dalam beberapa tahun ke depan, Hyundai yang menggandeng BTS sebagai duta produk, akan memperkenalkan dua mobil hidrogen dan 23 mobil bertenaga baterai.

Peter Hasenkamp, wakil presiden startup Lucid yang sebelumnya bekerja di Tesla dan Ford, mengatakan pembuat mobil konvensional lebih sulit bertransisi ke era mobil listrik.

"Alasan kami berbasis di Lembah Silikon adalah memanfaatkan keahlian perangkat lunak dan teknik kelistrikan," kata Hasenkamp kepada Reuters.

"Anda punya beberapa generasi di perusahaan mobil besar untuk belajar melakukan hal itu dengan baik. Namun, jauh lebih sulit daripada yang mereka kira," tutup dia.

Baca juga: Soket listrik dashboard picu kebakaran, Hyundai tarik 272 ribu mobil

Baca juga: Misi Hyundai dan Kia jual satu juta mobil listrik pada 2025

Baca juga: Mengenal mesin baru Hyundai Santa Fe

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020