• Beranda
  • Berita
  • Rabu, kasus paparan COVID-19 Jakarta tambah 584 orang

Rabu, kasus paparan COVID-19 Jakarta tambah 584 orang

29 Juli 2020 17:14 WIB
Rabu, kasus paparan COVID-19 Jakarta tambah 584 orang
Tangkapan layar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan informasi terbaru perkembangan COVID-19 di Ibu Kota dalam video yang diunggah Pemrov DKI Jakarta, Sabtu (25/7/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

kita akan ada 584 kasus baru

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut kasus paparan COVID-19 di Jakarta pada Rabu ini bertambah hingga 584 orang atau memecahkan rekor pertambahan kasus terbanyak sebelumnya sebanyak 473 kasus pada Senin (27/7).

"Setiap hari kita mendengar kasus baru di Jakarta dan hari ini angkanya agak besar di atas 400 kasus. Nanti diumumkan sore ini jumlah persisnya, kita akan ada 584 kasus baru," kata Anies dalam sambutan rapat virtual membahas salat Idul Adha dan kurban dalam masa pandemi, di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Anies memaparkan alasan kasus COVID-19 di Jakarta bisa tinggi karena sejak awal Juni 2020, Pemprov DKI Jakarta telah aktif melakukan pencarian kasus baru (active case finding) lewat pelacakan (tracing) kepada orang yang pernah kontak fisik dengan pasien positif dan berada di zona merah COVID-19.

"Jakarta mengambil strategi mencari orang yang terpapar, lalu diisolasi untuk diputus mata rantainya. Kalau Jakarta hanya ingin angkanya kecil, maka Pemprov DKI tidak perlu melakukan testing, dijamin angka kasus COVID-19 langsung turun," ucapnya.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Jakarta bertambah 400 pada Selasa

Menurut dia, upaya pencarian kasus baru dilakukan karena wabah COVID-19 belum mereda. Justru pemerintah daerah bisa salah mengambil langkah, bilamana wabah tetap muncul namun pengetesan dikurangi.

"Saya jelaskan bahwa yang dikerjakan Pemprov DKI adalah mengetes sebanyak mungkin, mencari yang positif. Kalau dia OTG (orang tanpa gejala) dia diisolasi mandiri, tapi kalau memiliki gejala atau beresiko dia akan diminta isolasi di rumah sakit. Kemudian di Jakarta ini secara aturan dan secara target tes itu minimal dilakukan kepada 10.000 orang per minggu. Tapi kami di Jakarta dalam satu pekan terakhir ini saja sudah 43.000 per minggu," ujarnya.

Dia menegaskan, dari pengetesan terhadap 43.000 orang per minggu itu, sebanyak 6,3 persen dinyatakan positif dan apabila petugas kesehatan tidak aktif melacak kasus itu, Anies yakin angka penularannya makin meningkat tajam.

"Kami berharap semuanya bantu ikut menjelaskan bahwa angka positif yang ditemukan di Jakarta harus disyukuri, kalau mereka tidak ketemu maka mereka menularkan kepada yang lain," ucapnya.

Baca juga: Penambahan kasus positif COVID-19 di Jakarta kembali tertinggi

Anies tak bisa membayangkan bila pasien positif berkategori OTG, mereka akan menularkan virus kepada kerabat, kolega, hingga keluarganya di rumah. Virus ini bahkan makin mengganas bila menyerang orang lansia dan memiliki riwayat penyakit bawaan atau akut.

"Dengan orang ini ketemu, maka dia bisa mencegah dirinya menularkan ke orang lain. Saya selalu sampaikan kalau ada angka positif harus kita syukuri bisa ketahuan," ucapnya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020