Bank BRI menggaet hampir 48 ribu pedagang pasar tradisional seluruh Indonesia terdaftar dalam aplikasi web pasar untuk berjualan dalam jaringan (daring) sejak diluncurkan pada Mei 2020 untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
“Ini merupakan pusat pertumbuhan dalam ekosistem pasar,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Hingga 27 Juli 2020, lanjut dia, sudah ada 4.300 laman pasar di seluruh Indonesia dan diprediksi akan terus bertambah hingga akhir tahun ini.
Bank BUMN ini akan lebih gencar melakukan edukasi kepada pelaku usaha ultra mikro tersebut karena potensi yang besar mengingat di Tanah Air terdapat 14 ribu pasar tradisional dengan jumlah pedagang sekitar 2,5 juta pedagang.
Baca juga: BRI restrukturisasi kredit 2,88 juta debitur terdampak COVID-19
Dia menjelaskan dengan aplikasi web pasar itu diharapkan mendorong geliat perekonomian masyarakat pada masa pandemi COVID-19 sehingga pada akhirnya mendongkrak ekonomi pulih lebih cepat.
Selain mengurangi jarak fisik antara pedagang dan pembeli di pasar tradisional, web pasar juga mendorong sistem pembayaran digital atau nontunai, sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi kurir.
Dalam mekanismenya, pedagang akan diberikan aplikasi web pasar dalam penawaran barang.
Apabila terjadi transaksi, maka barang akan diantar oleh kurir sekaligus menerima pembayaran menggunakan barkode cepat atau QR code melalui ponsel pembeli dan kurir.
Baca juga: Transaksi BRI Remittance Malaysia capai Rp3,68 Triliun
Apabila tidak memiliki QR code, bank BUMN ini membekali kurir dengan mesin pemrosesan pembayaran atau EDC sehingga pembeli dapat mendebetkan saldonya di mesin pembayaran tersebut.
Namun, jika tidak ada EDC atau QR code, maka pembayaran tunai masih bisa dilakukan.
Sunarso menuturkan web pasar merupakan salah satu upaya dalam melakukan pengembangan nasabah baik nasabah UMKM yang ingin dinaikkan kelasnya hingga menyasar ekosistem pasar, digital dan desa.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020