Titik panas ini juga terjadi karena adanya aktivitas pembakaran oleh masyarakat untuk membersihkan lahan serta pembakaran untuk tumbuhnya makanan baru bagi hewan seperti di daerah Way Kambas Lampung Timur
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika(BMKG) Provinsi Lampung memantau ada 77 titik panas atau hotspot yang tersebar di tujuh kabupaten daerah setempat.
"Berdasarkan inter modis Satelit Terra dan Aqua, di Lampung terpantau ada 69 titik api dengan tingkat kepercayaan sedang dan ada delapan titik api dengan tingkat kepercayan tinggi," Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudi Heriyanto, di Bandarlampung, Kamis.
Menurut dia, titik-titik panas itu tersebar di wilayah Kabupaten Lampung Timur, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Way Kanan, Lampung Tengah, Lampung Utara dan Lampung Barat.
Ia menjelaskan, titik panas ini juga terjadi karena adanya aktivitas pembakaran oleh masyarakat untuk membersihkan lahan serta pembakaran untuk tumbuhnya makanan baru bagi hewan seperti di daerah Way Kambas Lampung Timur.
Pada musim kemarau 2020, pihaknya mengimbau masyarakat tidak melakukan pembakaran ataupun membuang puntung rokok sembarang di lahan-lahan perhutanan atau perkebunan, karena dengan adanya suhu panas dan berkurangnya curah hujan saat ini akan mempercepat perluasan kebakaran yang terjadi.
Berdasarkan sumber data dari klimatologi BMKG Lampung pada bulan Agustus-September mendatang curah hujan di Provinsi Lampung akan semakin berkurang meskipun di beberapa daerah masih akan turun hujan tetapi intensitasnya rendah, demikian Rudi Heriyanto.
Baca juga: BMKG deteksi sembilan titik panas di Lampung
Baca juga: BMKG: Titik panas di NTT-Lampung bukan karena karhutla
Baca juga: Titik panas Sumatera beralih ke Lampung dan Babel
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020