Kepala Polsek Ngawi, AKP Khristanto Nugroho, mengatakan, amunisi itu ditemukan sekelompok orang saat sedang membuat video mencari barang kuno di sekitar aliran sungai untuk konten akun di kanal YouTube.
"Sesuai hasil identifikasi dari tim Jihandak Brimob Detasemen C Madiun, diduga amunisi perang itu masih aktif. Hal itu dilihat dari pemantiknya yang masih ada," ujar dia, di Ngawi, Senin.
Baca juga: Mortir bekas milik Belanda ditemukan di Bandara Radin Inten II
Polisi langsung datang dan memasang perimeter di lokasi setelah mendapat laporan dari warga tentang penemuan amunisi itu Ia juga berkoordinasi dengan tim Jihandak Brimob Detasemen C Madiun untuk pemindahan peledak itu.
Sesuai hasil identifikasi, amunisi bekas perang itu memiliki ukuran diameter 25 sentimeter dengan panjang 30 sentimeter. Namun bagian belakang amunisi perang itu sudah rusak karena termakan usia dan diperkirakan sisa masa penjajahan Belanda.
Dengan berat sekitar lima kilogram, benda itu diperkirakan bekas amunisi perang dari pesawat terbang atau kapal perang. Selain itu, jika melihat dari ukuran fisiknya maka diperkirakan benda berbahaya itu memiliki daya ledakan hingga radius 150 meter.
Baca juga: Warga temukan mortir bekas perang
"Tentunya sangat berbahaya apabila masyarakat melakukan evakuasi dengan cara yang asal mengingat masih memiliki daya ledak besar," katanya.
Benda yang diperkirakan amunisi bekas perang itu ditemukan Dwi Nardiyansah. Saat itu ia bersama timnya memang sering mencari benda-benda logam kuno di bawah tanah menggunakan metal detektor untuk akun YouTube-nya.
Saat menyusuri aliran Sungai Bengawan Madiun, sesampai di tempat benda itu ditemukan, alat pendeteksi logam yang dibawa berbunyi. Kemudian diketahui benda itu terpendam lumpur sungai sekitar 50 sentimeter dari permukaan air.
Baca juga: Warga Rokan Hulu temukan mortir
"Kami menggunakan tangan kosong saat mengangkat benda itu dari timbunan lumpur sungai. Tangan kami masukkan ke dalam lumpur dan mendapatkan benda lonjong itu," katanya.
Setelah diangkat, benda itu kemudian dibawa pulang ke rumah dan dimasukkan kedalam ember dengan tujuan agar dia tidak dapat meledak. Yuli menganggap penemuan itu tidak berbahaya karena kondisinya sudah berkarat.
Baca juga: Kapolres Langkat nyatakan tiga korban ledakan terkena sejenis mortir
"Selain itu, saat beberapa kali dilempar ke tanah juga tidak terjadi reaksi apapun. Namun, akhirnya kami memutuskan untuk melapor ke petugas atas temuan benda itu," katanya.
Diperkirakan, di lokasi temuan dan sekitarnya masih banyak terdapat benda serupa mengingat dulu di Ngawi merupakan salah satu situs penting militer kolonialis yang ditandai dengan keberadaan Benteng Pendem tak jauh dari lokasi penemuan.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020