Melalui Feureau Himawan Sutanto selaku asisten penelitian Prof. Peter Carey, dia mengklarifikasi bahwa Carey sama sekali tidak terlibat dalam proyek film tersebut.
"Profesor Peter Carey tidak terlibat dalam proyek film tersebut. Mengenai diskusi launching film itu, pihak panitia tidak pernah menghubungi sebelumnya," kata Feureau Himawan Sutanto saat dikonfirmasi ANTARA, Selasa.
Baca juga: Raja Belanda kembalikan keris Pangeran Diponegoro ke Presiden Jokowi
Feureau mengatakan bahwa Peter Carey merasa namanya telah dicatut sebagai tamu istimewa, special guest, dalam acara diskusi film tersebut tanpa terlebih dahulu memberikan konfirmasi kepadanya.
"Prof Peter merasa namanya telah dicatut dan digunakan dalam proyek dan acara diskusi yang mana dia sama sekali tidak terlibat dan tidak tahu menahu," ujar Feureau Himawan Sutanto.
Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa Peter Carey memang pernah melakukan wawancara dengan pembuat film "Jejak Khilafah di Nusantara", namun hal itu ditujukan untuk meluruskan fakta sejarah tentang apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh Pangeran Diponegoro sehubungan dengan Kerajaan Utsmaniyah dan sebaliknya.
"Waktu itu untuk meluruskan fakta sejarah tentang apa yang dilakukan atau tidak dilakukan Diponegoro sehubungan dengan kesultanan Utsmaniyah, di mana orang Turki sama sekali tidak tahu menahu mengenai Jawa," tutur dia.
Peter Carey, menurut dia, juga tidak tahu materi wawancara itu digunakan dalam acara diskusi launching film "Jejak Khilafah di Nusantara" karena tidak ada konfirmasi sebelumnya dari panitia.
"Pihak panitia sama sekali tidak menghubungi Prof Peter soal diskusi tersebut, jadi sama sekali enggak kasih penjelasan apapun soal pemakaian video wawancara tersebut untuk diskusi," kata Feureau.
Feureau mengatakan sejauh ini belum ada tanggapan apapun dari pihak panitia penyelenggara diskusi peluncuran film "Jejak Khilafah di Nusantara" mengenai pencatutan nama Prof. Peter Carey dalam kegiatan tersebut.
Sebelumnya beredar poster mengenai acara diskusi peluncuran film "Jejak Khilafah di Nusantara" yang menghadirkan sejumlah narasumber, salah satunya adalah Prof. Peter Carey yang dijelaskan sebagai salah satu tamu spesial dalam talk show peluncuran pada 2 Agustus 2020 lalu yang disiarkan di kanal YouTube Khalifah Channel,
Profesor Peter Carey merupakan sejarawan berkebangsaan Inggris yang mengkhususkan diri dalam sejarah modern Indonesia khususnya Jawa, dan menulis tentang Timor Leste serta Burma. Dia juga merupakan Emeritus Fellow Sejarah Modern di Trinity College, Oxford.
Baca juga: Peter Carey Tulis Sejarah Pangeran Diponegoro
Baca juga: "Urip Iku Urub", sebuah persembahan untuk sejarawan Peter Carey
Baca juga: Lihat lebih dekat, ini lima patung pahlawan yang ada di kawasan Monas
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020