Terkait hal itu General Manager Corporate Affair Musim Mas Gunawan Siregar di Jakarta, Kamis mengatakan, perusahaan tersebut mengalokasi anggaran perusahaan sepanjang 2019 sebesar Rp9 miliar untuk upaya pencegahan dan pengendalian karhutla.
"Sosialisasi tetap berjalan dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Begitu pula program Masyarakat Bebas Api (MBA) terus diperkuat untuk mengajak masyarakat sekitar aktif dalam mencegah kebakaran. Monitoring dini titik api juga selalu intens dilakukan," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Di saat pandemi Covid-19 masih berlangsung, tambahnya, perusahaan menerapkan social distancing dengan mengubah cara perusahaan dalam menjalankan banyak program pelatihannya.
Baca juga: Ketua MPR: Tetap alokasikan anggaran cukup antisipasi karhutla
Beradaptasi dengan era normal baru, perusahaan memanfaatkan teknologi untuk dapat berkomunikasi dan memberikan training kepada masyarakat dan juga kepada staf kami di lapangan.
Kegiatan monitoring dini titik api dilakukan guna mencegah dampak karhutla di tengah-tengah pandemi. Kegiatan monitoring titik api dilakukan oleh tim patroli khusus yang terdiri dari petugas patroli perusahaan dan masyarakat serta melalui satelit VIIRS, MODIS, dan NOAA di dalam dan di sekitar lingkungan perusahaan.
Pemantauan dilakukan oleh perusahaan setiap hari dan apabila terdeteksi titik api maka informasi ini akan segera diteruskan ke unit lokasi untuk dilakukan investigasi di lapangan lebih lanjut.
Selain monitoring titik api, perusahaan juga membuat himbauan tertulis kepada masyarakat dan melakukan pemasangan plang himbauan di tempat - tempat strategis yang rawan terjadi kebakaran di dalam areal perkebunan dan daerah yang banyak dilalui masyarakat.
Strategi menggandeng masyarakat desa semakin diperkuat perusahaan dalam mencegah kebakaran. Perusahaan membentuk tim pemadam kebakaran yang melibatkan masyarakat sebagai bagian di dalamnya.
Baca juga: Cegah karhutla, apel siaga dan pelatihan digelar di Jambi
"Tim pemadam kebakaran tersebut, selalu kami berikan pelatihan dan edukasi mengenai cara mencegah dan memadamkan kebakaran diberbagai situasi," katanya.
Selain itu, perusahaan juga menjalankan program Masyarakat Bebas Api sejak 2016, yang ditujukan kepada desa-desa di sekitar untuk meningkatkan kepedulian masyarakat agar desanya terhindar dari kebakaran lahan.
Pelaksanaan program MBA dilakukan perusahaan - bekerja sama dengan Instansi Pemerintah Daerah terkait untuk melakukan sosialisasi dan pelatihan mengenai bahaya kebakaran lahan dan pentingnya pencegahan kebakaran lahan ke desa-desa kerjasama program MBA.
"Pelatihan dan sosialisasi ini dilakukan secara rutin minimal 2 kali setahun. Sampai Desember 2019, terdapat 74 desa yang bergabung dengan program MBA Musim Mas," katanya.
Apabila desa peserta MBA berhasil menjaga desanya terbebas dari kebakaran lahan selama periode perjanjian MBA berlangsung, maka perusahaan akan memberikan insentif sebesar Rp25 juta per desa.
Insentif tersebut diberikan perusahaan kepada masing-masing desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam bentuk fasilitas umum desa seperti perlengkapan sarana dan prasarana kebakaran, pembangunan infrastruktur desa serta fasilitas lainnya.
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020