"WFP prihatin bahwa ledakan dan kerusakan pelabuhan akan memperburuk situasi keamanan pangan yang suram dan telah semakin buruk di Lebanon karena krisis keuangan yang mendalam dan pandemi COVID-19," kata seorang juru bicara WFP dalam catatan yang disiapkan untuk kegiatan pengarahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa.
Juru bicara WFP itu mengatakan organisasi cabang PBB tersebut akan menyediakan paket makanan bagi ribuan keluarga di Beirut.
"WFP juga siap memberikan pengelolaan rantai pasokan dan dukungan logistik serta keahlian untuk Lebanon," katanya.
Dalam pernyataan kepada surat kabar lokal, ketua serikat importir gandum di Lebanon, Ahmed Hattit, menyebut ketika terjadi ledakan, silo di Beirut menampung tidak lebih dari 15.000 ton gandum karena sejumlah pengelola penggilingan telah membongkar langsung gandum impor yang datang.
Hattit menambahkan bahwa persediaan tepung yang tersisa saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar selama satu setengah bulan, dan ada empat kapal kargo yang mengangkut total 28.000 ton gandum yang sedang berada dalam perjalanan.
Silo di pelabuhan Beirut mampu menampung hingga 120.000 ton padi-padian, menurut keterangan Ahmad Tamer, direktur pelabuhan Tripoli, kota terbesar kedua di Lebanon.
Pelabuhan Tripoli sendiri, yang merupakan pelabuhan terbesar kedua di negara itu, tidak dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan padi-padian, namun jika masuk ke sana, gandum bisa ditransfer ke gudang terdekat yang berjarak sekitar dua kilometer.
Saat ini, Lebanon tengah mengupayakan untuk segera mengalihkan empat kapal yang membawa 25.000 ton tepung ke pelabuhan Tripoli.
Sumber: Reuters
Baca juga: Setelah ledakan, persediaan gandum Lebanon tak cukup untuk sebulan
Baca juga: Macron janjikan bantuan untuk Lebanon tak jatuh ke tangan yang korup
Baca juga: Menteri: kapasitas keuangan Lebanon "sangat terbatas" setelah ledakan
Rumah sakit di Beirut dalam kekacauan
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020