• Beranda
  • Berita
  • Tak ada internet pelajar di Sikka sekolah tatap muka di bawah pohon

Tak ada internet pelajar di Sikka sekolah tatap muka di bawah pohon

8 Agustus 2020 17:56 WIB
Tak ada internet pelajar di Sikka sekolah tatap muka di bawah pohon
Sejumlah anak sedang belajar tatap muka di bawah pohon di Kabupaten Sikka. (ANTARA/HO)

belajar di gedung sekolah dilarang jadi belajar tatap muka dilakukan di luar gedung

Sejumlah pelajar di Sekolah Dasar Inpres Kolisia, Kecamatan Magepanda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur terpaksa harus menerapkan sistem belajar tatap muka di bawah pohon karena tak ada jaringan internet di kecamatan itu.

Elisabeth Rensiana, seorang guru yang mengajar di SDI Kolisia, Kecamatan Magepanda Kabupaten Sikka, Sabtu mengatakan semenjak pemerintah Sikka menerapkan sistem belajar daring dan luring, sekolah tersebut memang tak bisa menerapkan belajar daring.

"Di sini tidak ada internet, jadi proses belajar tatap muka tetap dilaksanakan oleh pihak sekolah. Tetapi karena belajar di gedung sekolah dilarang jadi belajar tatap muka dilakukan di luar gedung bisa di bawah pohon atau ruang terbuka lainnya," katanya.

Ia mengatakan proses belajar tatap muka tidak dilakukan di satu titik saja, tetapi menyebar di beberapa titik, dengan sistem setiap guru mengunjungi langsung titik-titik aktivitas belajar itu.

Baca juga: Bantu pelajar, Kodam III Siliwangi siapkan wifi di setiap Koramil

Baca juga: Polisi di Kupang sediakan WiFi untuk belajar daring anak kurang mampu


Sehingga murid yang belajar, hanya perlu menuju ke titik yang sudah ditentukan, dan guru tinggal datang dan memberikan pelajaran. Waktu belajar tatap muka juga dibatasi, sehingga tak begitu maksimal, katanya.

"Di samping itu juga kalau di luar gedung tidak papan tulis sehingga tidak maksimal sama sekali. Kemudian juga pemahaman anak-anak sangat kurang karena memang fasilitas tidak memadai sama sekali," ujar dia.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sikka Mayella Da Cunha mengakui bahwa memang beberapa sekolah di beberapa daerah di kabupaten itu tidak mempunyai internet untuk bisa belajar daring.

"Tetapi kami sudah terapkan belajar luring, yakni dengan cara menggunakan radio dan sistem belajar luring dengan memperhatikan protokol kesehatan dan memperhatikan seperti jaga jarak dan lainnya," tutur dia.

Menurut dia memang beberapa daerah tak masimal belajar luringnya tetapi beberapa sekolah justru sangat maksimal karena anak-anak bisa menyerapnya.

Lebih lanjut kata dia ketiadaan internet akan menjadi perhatian mereka. Sebab baik Dinas Pendidikan dan Dinas Kominfo sudah bersinergi untuk mendata daerah-daerah yang tak memiliki internet .

Ia pun berharap pandemi COVID-19 ini bisa segera berakhir, sehingga proses belajar mengajar secara normal bisa diterapkan kembali.

Baca juga: Anggota DPR: Dampak pandemi, negara harus hadir atasi belajar daring

Baca juga: Sumbar data "titik buta" internet untuk dukung belajar daring

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020