Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebutkan bahwa kura-kura leher ular (Chelonida mccordi) yang menjadi satwa ikonik-endemik Pulau Rote,Kabupaten Rote Ndao sudah punah karena tidak ditemukan lagi di daerah itu.BKSDA NTT akan segera memulangkan beberapa ekor kura-kura leher ular dari Singapura untuk dilepasliarkan di Rote Ndao sehingga populasi kura-kura kepala ular bisa ada lagi di daerah itu
"Kura-kura leher ular di Rote Ndao itu habitatnya sudah habis," kata Kepala BKSDA NTT Timbul Batubara kepada wartawan di Kupang, Selasa, terkait upaya pihaknya dalam mempertahankan populasi kura-kura leher ular di Rote Ndao.
Kura-kurang leher ular yang terdapat di kabupaten terselatan di Indonesia itu merupakan salah satu dari 25 spesies kura-kura yang terancam punah di dunia.
Kura-kura leher ular adalah sejenis kura-kura yang termasuk dalam keluarga Cheloniidae. Mereka hidup di perairan dekat pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Sesuai namanya kura-kura ini memiliki leher yang panjang menyerupai tubuh ular.
Ia mengatakan, BKSDA NTT akan segera memulangkan beberapa ekor kura-kura leher ular dari Singapura untuk dilepasliarkan di Rote Ndao sehingga populasi kura-kura kepala ular bisa ada lagi di daerah itu.
"Pada tahun 2020 ini kami akan berupaya memmulangkan beberapa ekor kura-kura leher ular dari Singapura untuk dikembangkan lagi di Rote Ndao sehingga bisa mempertahankan eksistensi populasinya," katanya.
Sebelum dilepas di Rote Ndao beberapa kura-kura leher ular dari Singapura itu akan dipelihara selama tiga bulan di Kupang untuk adaptasi, demikian Timbul Batubara.
Baca juga: Menhut Lepasliarkan Kura-kura Leher Ular di Rote
Baca juga: Kura-kura Leher Panjang di Pulau Roti Terancam Punah
Baca juga: Menteri Kehutanan Melepasliarkan Kura-Kura Leher Ular di Danau Peto
Baca juga: Populasi kura-kura Sumatera kritis
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020