Melalui program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan saat ini, pasien lebih mudah mendapatkan layanan kesehatan seperti cuci darah."Selagi kami bisa dan masih sehat, mending bayar iuran JKN-KIS saja daripada sakit,” tutur Maziani.
"Alhamdulillah, sudah dipermudah dan tetap bersyukur saja, JKN-KIS seperti saat ini kami rasakan sekali manfaatnya,” kata Zaki, salah seorang peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jakarta, Selasa.
Zaki merupakan warga Banua Budi Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan.
Ia menuturkan sempat mandeg cuci darah karena prosedur program jaminan terdahulu yang berbelit dan rumit, namun kini cuci darah dengan program JKN-KIS lebih mudah.
Baca juga: Peserta akui dapat manfaat besar JKN setelah 4 tahun jalani cuci darah
Zaki juga menuturkan iuran JKN-KIS yang berlaku saat ini dirasa masih bisa dijangkau.
"Tidak apa iurannya naik asalkan masih terjangkau, seperti saya saat ini di kelas 3,” ujarnya.
Zaki menganggap program JKN-KIS yang selama ini berjalan sudah cukup baik bagi dirinya.
Ia teringat pada 2006 silam, dirinya divonis dokter mengidap gagal ginjal yang mengharuskan tiap minggunya melakukan hemodialisa. Cuci darah saat itu biayanya sudah mencapai Rp600-900 ribu sekali cuci, menyebabkan dia berusaha mencari keringanan dengan program pemerintah namun berujung kekecewaan.
Baca juga: BPJS Kesehatan tidak ambil keuntungan dari kenaikan iuran JKN-KIS
Zaki menuturkan kekecewaan muncul karena KTP yang dia adalah di luar tempatnya tinggal saat itu sehingga membuat dirinya harus bolak balik demi mendapatkan surat keterangan tidak mampu.
"Sempat wira-wiri Banjarbaru-Barabai untuk dapat surat keterangan, tapi alhamdulillah sekarang sudah ada JKN-KIS, biayanya terjangkau, mudah sekali,” tutur Mazdiani, istri Zaki.
Mazdiani mengatakan dirinya dan keluarga sudah mendaftar jadi peserta JKN-KIS sejak tiga tahun yang lalu atas rekomendasi seorang dokter praktek perorangan.
Setelah itu, dia mendaftar hingga saat ini dan tak pernah lagi ada kendala untuk cuci darah.
Baca juga: Satu keluarga di Cilegon terlindungi JKN-KIS saat sakit
"Selama ini yang dirasakan enak pakainya, tidak ada biaya tambahan, rasanya dipermudah dan terbantu sekali daripada program yang terdahulu, ujung-ujungnya bayar sendiri,” tutur warga Banua Budi Barabai itu.
Dia merasa terbantu dengan program JKN-KIS karena cuci darah yang dilakukan tidak pernah absen dua kali seminggu.
Sempat berhenti selama kurang lebih empat tahun karena tidak sanggup baik pengurusan surat maupun biaya yang ada, kondisi kesehatan Zaki berujung menurun.
Sekitar 2016, Zaki sempat merasakan koma selama tiga hari yang kemudian disarankan untuk mendaftar program JKN-KIS.
"Selagi kami bisa dan masih sehat, mending bayar iuran JKN-KIS saja daripada sakit,” tutur Maziani.
Baca juga: Erik manfaatkan BPJS Kesehatan obati kanker darah anaknya
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020