Seorang warga Sumatera Barat yang sehari-hari berjualan sarapan pagi untuk mendapatkan penghasilan, Desi Ainora (46 tahun), memanfaatkan fasilitas Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk biaya cuci darah setelah divonis gagal ginjal.Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan sangat membantu masyarakat saat sakit.
"Untung saja cuci darah ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Tidak pernah terbayangkan oleh saya bagaimana jadinya kalau tidak ditanggung atau menggunakan uang sendiri," kata perempuan yang akrab disapa Nora itu dalam siaran pers BPJS Kesehatan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Nora mengatakan untuk tindakan cuci darah menggunakan JKN-KIS sudah sangat bagus pelayanannya. Dia berharap fasilitas itu dapat terus berlanjut dan dipertahankan.
Baca juga: Program jaminan BPJS Kesehatan permudah cuci darah pasien
Dia saat ini merasakan tubuhnya bugar sehingga nyaris tidak melakukan cuci darah. Akan tetapi, jika nanti fisik mengalami gangguan dia akan menggunakan JKN-KIS untuk memeriksakan diri.
Penjual sarapan di Pasar Ibuh, Kecamatan Payakumbuh Barat, yang menjajakan dagangannya bersama sang suami itu adalah masyarakat dengan golongan ekonomi pas-pasan dan tidak sanggup jika harus membayar biaya cuci darah sendiri. Dengan begitu, dia bersyukur dengan manfaat JKN-KIS yang meringankan biaya pengobatannya.
Baca juga: Satu keluarga di Cilegon terlindungi JKN-KIS saat sakit
Nora merupakan peserta JKN-KIS yang mendaftar sebagai peserta dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3. Dia divonis gagal ginjal kronis yang mengakibatkan harus hemodialisa atau cuci darah rutin dua kali dalam kurun waktu seminggu dan di rujuk ke rumah sakit Padang Panjang.
Dia sangat bersyukur dengan adanya program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan karena sangat membantu masyarakat yang membutuhkan. Dia tidak pernah merasakan adanya perlakuan yang berbeda di rumah sakit meski merupakan peserta JKN-KIS.
Nora menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk ikut mendaftar menjadi peserta program JKN-KIS. Dengan mendaftar bisa diniatkan ibadah untuk membantu sesama. Walaupun tidak sakit dan rutin membayar iuran akan dibalas berlipat ganda dengan pahala dan kesehatan.
Baca juga: Peserta asal Depok rasakan manfaat JKN-KIS
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020