Harapan ini disampaikan Arifin (58) salah satu perajin bambu di Manggarai yang kini juga menjual pohon pinang untuk lomba panjat pinang.
"Harapan tipis, sekarang ada COVID-19, tapi tahun ini tidak taruh harapan tinggi sih, yang penting ada yang beli," kata Arifin di Jakarta, Selasa.
Menurut Arifin, membuat pohon pinang untuk panjat pinang sudah jadi pekerjaan musiman setiap bulan Agustus.
Ia mengaku ada yang terasa hilang atau kurang jika tidak membuat dan menyediakan pohon pinang saat Agustusan. "Ya rasanya ada yang kurang, sudah seperti makan sayur tanpa garam," kata dia.
Hampir setiap tahun di bulan Agustus, Arifin dan sejumlah perajin bambu di kawasan tersebut menyediakan pohon pinang untuk panjat pinang. Hal itu sudah dimulai sejak tahun 1990.
Hanya ada tiga perajin bambu di Jalan Manggarai Utara 2 yang masih bertahan setiap tahun membuat dan menyediakan pohon pinang, yakni Arifin dan dua teman sejawatnya Ustadz Kusnadi serta Iis.
Ketiganya berjualan di satu lokasi, hanya terpisah tempat satu dan lainnya dengan jarak sekitar 5 sampai 10 meter.
Tahun ini, Arifin dan dua perajin bambu lainnya berkongsi untuk membeli pohon pinang dari tengkulak di wilayah Rangkasbitung, Banten.
"Biasanya tahun lalu kita pesan masing-masing, karena permintaan cukup banyak. Tahun ini kita urunan, patungan belilah," kata Arifin.
Meski tidak menaruh harapan tinggi pohon pinang dibeli oleh pelanggan, Arifin meyakini akan ada yang membeli satu atau dua orang sehingga bisa balik modal.
Satu pohon pinang yang sudah diserut dan diamplas serta diberi lingkaran yang berfungsi untuk menggantungkan hadiah dihargai Rp1 juta per batang. Harga tersebut belum termasuk ongkos pengiriman.
"Kalau harga dari dulu tidak ada perubahan, kisaran memang Rp1 juta per batang," kata pria asal Cibinong tersebut.
Baca juga: Jelang HUT RI, perajin bambu di Manggarai beralih jual pohon pinang
Baca juga: Panti gelandangan meriahkan 17 Agustus dengan panjat pinang
Walau panjat pinang tidak mungkin diadakan saat pandemi COVID-19, dia berharap pohon pinang tetap dibeli oleh masyarakat untuk perlombaan lainnya.
"Kan tidak hanya untuk panjat pinang, bisa juga untuk gebuk bantal, itu kan pesertanya cuma dua orang, tidak sebanyak panjat pinang," ujar Arifin.
Selain itu, Arifin juga berharap muncul permainan-permainan tradisional lainnya di masa pandemi COVID-19 yang menggunakan pohon pinang seperti lomba berjalan di atas pohon pinang di Banjir Kanal Timur (BKT).
"Ya kami menjual siapa tau ada yang butuh, memang ada COVID-19 tidak boleh kumpul-kumpul, tapi siapa tahu ada daerah yang aman dari COVID-19 bisa ngadain perlombaan Agustusan," kata Arifin penuh harap.
Sebelum pandemi COVID-19, tujuh hari menjelang HUT Kemerdekaan RI, penjual pohon pinang sudah mendapatkan pesanan dari pembeli dengan jumlah bervariasi. Namun tahun ini hingga H-5, belum ada pesanan yang datang baik dari pelanggan maupun pembeli dadakan.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020