Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) menyiapkan sejumlah langkah untuk penguatan petani maupun kelompok tani sawit yang terbukti mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19 saat ini.BPDP-KS memiliki program membantu pemberdayaan petani melalui usaha mikro, kecil, dan menengah
Plt Direktur Kemitraan BPDP-KS M Ferrian melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu mengatakan petani dan kelompok tani menjadi poin penting dalam grand design penguatan industri sawit.
BPDP-KS, lanjutnya, memiliki program membantu pemberdayaan petani melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Pertimbangannya sangat jelas, petani beserta kelembagaan mereka merupakan kunci sukses dalam industri sawit," ujarnya.
Baca juga: Mentan lepas ekspor 10.000 ton cangkang sawit ke Jepang
Menurut dia, dalam upaya peningkatan kesejahteraan, petani dapat diarahkan kepada sektor UMKM, sebab bersifat usaha yang produktif untuk peningkatan pendapat petani melalui penciptaan nilai tambah produk sawit (minyak dan biomassa).
Selain itu, format kelembagaan UMKM dapat digunakan untuk meningkatkan posisi tawar yang optimal dan akses langsung kepada pasar.
Di saat pandemi, tambahnya, banyak UMKM sawit yang menghasilkan produk dibutuhkan masyarakat seperti produk pembersih tubuh, sanitasi, dan makanan.
BPDP-KS telah menggerakkan petani supaya memproduksi produk pangan yang relevan dengan keadaan saat ini, selain itu mendorong petani untuk bisa memproduksi bahan bakar untuk kebutuhan sendiri dan menyuplai bahan bakar di daerah sekitarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Rino Afrino menyatakan banyak inovasi petani melalui berbagai UMKM di sekitar perkebunan sawit. Mereka menghasilkan inovasi produk seperti tas sawit, gula merah, dan dodol sawit.
Selain yang berhubungan dengan sawit, tambahnya, terdapat pula UMKM yang menjadi pendukung kegiatan perkebunan dan industri di sektor transportasi, perdagangan, dan logistik.
Sebelumnya, Asisten Deputi Pertanian dan Perkebunan, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UMKM Dewi Syarlen mengatakan Kementerian Koperasi dan UKM telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menjaga keberlangsungan UMKM termasuk di sektor sawit.
Menurut dia, tiga langkah yang dilakukan kementerian untuk menjaga keberlanjutan UMKM yakni bantuan langsung tunai (BLT) yang diberikan pada UMKM aktif berdasarkan by name by address. Jumlah bantuan sebesar Rp2,4 juta/UMKM kepada 12 juta UMKM di Indonesia.
Kemudian, pelatihan online meningkatkan kapasitas produksi UMKM serta menjalankan standardisasi dan sertifikasi produk diberikan pada UMKM yang sesuai dengan komoditasnya masing-masing agar produknya memiliki daya saing tinggi.
"Perkebunan merupakan subsektor pertanian yang mampu bertahan di masa pandemi. Komoditas sawit merupakan sektor paling tangguh dan menjadi penolong perekonomian Indonesia," ujarnya dalam Dialog Webinar UMKM Sawit Sesi I bertemakan "Peluang dan Tantangan UMKM Sawit di Era New Normal", Jumat (7/8,2020) lalu.
Baca juga: Produsen sawit anggarkan Rp9 miliar antisipasi karhutla saat pandemi
Baca juga: Apkasindo usulkan pemerintah susun peta jalan sawit berkelanjutan
Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020