Perusahaan Nagashiki Shipping, menyatakan pada Rabu bahwa sebagian besar dari sekitar 1.000 ton minyak yang bocor dari kapal MV Wakashio miliknya di laut Mauritius telah terpompa keluar.Saya mendengar bahwa pengumpulan (minyak bocor) ini sudah hampir selesai, namun sulit untuk mengetahui apakah di atas kapal tidak ada minyak yang tersisa sama sekali,
"Saya mendengar bahwa pengumpulan (minyak bocor) ini sudah hampir selesai, namun sulit untuk mengetahui apakah di atas kapal tidak ada minyak yang tersisa sama sekali," kata juru bicara perusahaan Nagashiki, Yoshinori Fukushima.
Kapal yang dioperasikan oleh Mitsui OSK Lines itu menabrak karang dan kandas di perairan dekat pantai bagian tenggara Mauritius pada 25 Juli. Perdana Menteri Mauritius Pravind Jugnauth kemudian mengumumkan status darurat pada Jumat (7/8) pekan lalu.
Minyak yang telah bocor itu mencemari perairan jernih di wilayah pulau Samudera Hindia itu, mengancam ekosistem laut seperti terumbu karang dan makhluk hidup bawah laut lainnya, serta mengganggu industri pariwisata Mauritius.
Selasa (11/8), Jugnauth menyebut bahwa MV Wakashio masih menampung 2.000 ton minyak dan diperkirakan akan pecah dan menambah kebocoran yang dikhawatirkan akan menimbulkan bencana ekologis.
Prancis, mantan pemimpin koloni Mauritius, menyebut bahwa pihaknya akan membantu negara itu untuk membersihkan tumpahan minyak, sementara Jepang menyatakan akan mengirim ahli untuk membantu prosesnya.
Selain kedua negara itu, Organisasi Maritim Internasional juga mengatakan pihaknya tengah memberikan pendampingan teknis terkait pembersihan minyak. Belum dapat dipastikan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan proses tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Ditelusuri, penyebab limbah minyak di Pulau Pari
Baca juga: Tumpahan minyak mentah penuhi pesisir pantai Pulau Pari
Pewarta: Suwanti
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020