• Beranda
  • Berita
  • AP II: Holding penerbangan-pariwisata jadi holding ekosistem pertama

AP II: Holding penerbangan-pariwisata jadi holding ekosistem pertama

12 Agustus 2020 21:00 WIB
AP II: Holding penerbangan-pariwisata jadi holding ekosistem pertama
Sejumlah pesawat Garuda Indonesia. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.

Akan lebih mudah koordinasinya dan bisa bersama-sama memikirkan cara untuk mengangkat pariwisata lokal

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menanggapi terkait rencana holding perusahaan BUMN sektor penerbangan dan pariwisata apabila terealisasi akan menjadi holding ekosistem pertama.

“Holding ‘aviaton and tourism’ (penerbangan dan pariwisata) adalah holding ekosistem pertama,” kata Awaluddin dalam diskusi daring yang bertajuk “Terbang Aman dan Nyaman” di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Ia mengatakan akan ada konsolidasi antara sektor transportasi digabungkan dengan destinasi serta amenitas akan mendorong akselerasi.

“Adanya konsolidasi faktor tranportasi digabungkan dengan destinasi dan amenitasnya, akan ada akselerasi konsolidasi tentu saja,” katanya.

Dalam kesempatan sama, Ketua Penerbangan Kargo Asosiasi Perusahaan Penerbangan Niaga (Inaca) Muhammad Ridwan mengaku pihaknya mendukung kebijakan pemerintah termasuk wacana holding penerbangan dan pariwisata untuk mengembalikan perekonomian Indonesia.

“Dari Inaca terlalu dini bicara soal itu, tapi apapun itu kita Inaca selalu akan mendukung terbaik bangsa Indonesia perekonomian kita,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Maskapai Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menilai rencana holding perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara sektor penerbangan dan pariwisata mampu membangkitkan pariwisata lokal.

“Akan lebih mudah koordinasinya dan bisa bersama-sama memikirkan cara untuk mengangkat pariwisata lokal,” katanya.

Ia mendukung rencana holding BUMN di sektor penerbangan dan pariwisata sebagai salah satu upaya untuk membangkitkan perekonomian nasional setelah diterpa pandemi COVID-19.

“Kami sepenuhnya ‘support’ (dukung) inisiatif Kementerian BUMN,” katanya.

Pemerintah mewacanakan penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata dalam rangka melakukan transformasi serta konsolidasi di bidang pariwisata dan juga di bidang penerbangan melalui penataan yang lebih baik.

Momentum penataan itu terjadi khususnya saat pandemi COVID-19 karena terjadi kontraksi yang mendalam di kedua sektor tersebut pada Triwulan II 2020.

Holding penerbangan dan pariwisata tersebut merupakan cikal bakal dari holding penerbangan yang melibatkan Maskapai Garuda Indonesia, serta operator penerbangan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.


Baca juga: Asita berharap holding penerbangan bisa dukung pariwisata Indonesia

Baca juga: ASITA: Holding BUMN aviasi-pariwisata bisa pulihkan perjalanan wisata

Baca juga: Legislator: BUMN pariwisata sebaiknya tidak masuk ke holding aviasi

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020