• Beranda
  • Berita
  • Kinerja pertanian perlu lebih ditopang modernisasi teknologi

Kinerja pertanian perlu lebih ditopang modernisasi teknologi

14 Agustus 2020 11:28 WIB
Kinerja pertanian perlu lebih ditopang modernisasi teknologi
Petani melakukan panen padi dengan menggunakan mesin pemanen (harvester) modern. ANTARA/HO-Kementan/am.

Kementerian Pertanian Republik Indonesia harus semakin kaya inovasi untuk melahirkan pertanian-pertanian yang mempunyai kekhususan

Kinerja sektor pertanian perlu lebih didorong lagi dengan lebih banyak ditopang berbagai bentuk modernisasi teknologi alat-alat pertanian sehingga juga akan dapat membuat generasi milenial lebih tertarik untuk terjun menjadi petani.

"Kementerian Pertanian Republik Indonesia harus semakin kaya inovasi untuk melahirkan pertanian-pertanian yang mempunyai kekhususan," kata Anggota Komisi IV DPR RI A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra dalam rilis di Jakarta, Jumat.

Politisi Fraksi Partai Golkar itu juga menekankan pentingnya untuk mendorong penerapan modernisasi teknologi pertanian demi menjawab persaingan pangan global.

Ia mengemukakan bahwa seiring berlakunya pasar bebas alias globalisasi, arus barang termasuk produk pertanian seperti halnya bahan pangan pokok akan semakin bebas dan mudah memasuki wilayah Indonesia.

Hal tersebut, lanjutnya, dinilai bisa menjadi ancaman bagi petani lokal dan berpotensi menimbulkan ketergantungan pangan kepada asing.


Baca juga: Mentan: Food estate di Kalteng bakal manfaatkan modernisasi pertanian

Baca juga: Regenerasi petani dinilai jadi kunci modernisasi pertanian


Oleh sebab itu, ujar Bagus, pertanian nasional harus mampu meningkatkan jumlah produksi sehingga tercapai kecukupan pangan nasional, dan meningkatkan efisiensi biaya produksi sehingga produk pertanian memiliki daya saing harga.

Bagus juga mengemukakan, implementasi teknologi pertanian modern melalui kebijakan pemerintah harus mengutamakan keberpihakan kepada petani di antaranya dengan meningkatkan fasilitasi bantuan alat mesin pertanian secara signifikan, yang akan menggeser kegiatan usaha pertanian dari sistem tradisional menuju pertanian yang modern.

"Contohnya dalam waktu satu jam sudah bisa melakukan tanam padi menggunakan drone untuk mengatasi mahalnya sumber daya manusia pertanian, maka kita harus mempergunakan mekanisasi dan alat alat pertanian yang semakin modern," paparnya.

Selain itu, ujar dia, modernisasi dalam sektor pertanian juga melingkupi aspek pasca panen seperti sistem panen, pengolahan hasil dan pembuatan kemasan modern dan aman, tata niaga yang efisien, serta terus menerus menyempurnakan kebijakan pemerintah yang kondusif bagi kegiatan usaha pertanian.


Baca juga: Anggota DPR soroti kemandegan regenerasi pekerja sektor pertanian


Sebagaimana diwartakan, Staf Khusus Wakil Presiden Lukmanul Hakim menyatakan untuk meningkatkan produksi dan ketahanan pangan di tengah pandemi COVID-19 diperlukan kolaborasi multisektor, yang melibatkan pemerintah, petani, dunia usaha, lembaga keuangan, perguruan tinggi, dan partisipasi masyarakat.

"Dengan kerja sama, sinergi, dan gotong royong semua sektor, produksi pangan akan meningkat signifikan untuk memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor," ujar Lukmanul Hakim di Jakarta, Kamis (13/8).

Menurut Stafsus Wapres yang membidangi sektor ekonomi dan keuangan itu, ada empat pilar ketahanan pangan yang harus menjadi perhatian semua pemangku kepentingan yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan, dan stabilitas pangan.

Ia mengemukakan bahwa seringkali ketersediaan pangan ada di petani, namun petani tidak memiliki akses ke pasar mengakibatkan harga pangan di petani murah, sementara masyarakat di perkotaan tidak memiliki akses ke sumber pangan yang mengakibatkan harga pangan mahal.

Sebelumnya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan kaum milenial sangat prospektif untuk diajak menggarap sektor pertanian, baik sebagai petani muda maupun wirausaha muda.

“Petani milenial ini sangat dinamis. Mereka menguasai teknologi hingga memiliki akses pasar yang kuat," kata Dedi Nursyamsi dan mengingatkan bahwa milenial sebagai penerus pembangunan pertanian di Indonesia.


Baca juga: Guru Besar Unsoed ingatkan pentingnya modernisasi pertanian

Baca juga: Presiden Jokowi dorong modernisasi industri pertanian

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020