"Saya berharap betul di masa-masa yang akan datang di 75 tahun kemerdekaan kita ini disertai juga satu perubahan pola pikir (mindset). Jadi tidak hanya berubah dari sisi jingle tagline dan logo, tetapi juga pola pikirnya harus berubah," kata Hasto dalam sambutan Webinar Keluargaku, Indonesiaku, Menuju Era Baru Keluarga Indonesia Maju di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Presiden Jokowi: Membentuk SDM unggul bukan berdasarkan ilmu masa lalu
Baca juga: Wapres: SDM unggul kunci menangkan persaingan global
Ia mengatakan bahwa momen kemerdekaan RI harus dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk melakukan refleksi dan merenungkan berbagai hal yang sudah dicapai dan banyak hal lain yang belum dicapai dalam upaya membangun SDM unggul.
"Refleksi ini memang kita kaitkan dengan 50 tahun usia BKKBN dimana peran BKKBN setelah 50 tahun sekarang ini baru terasa, karena bonus demografi itu masuknya sekarang-sekarang ini. Kemudian nanti puncaknya di 2024 dan terakhir di tahun 2035, sehingga upaya kerja keras BKKBN ini terasa betul hasilnya, dinikmati sekarang ini," katanya.
Di era baru ke depan, katanya, BKKBN akan berupaya memetakan persoalan lebih rinci dan membuat rencana skenario yang tepat, sehingga mampu mewujudkan cita-cita bangsa untuk menghasilkan SDM unggul dalam rangka Indonesia maju.
"Kalau dalam satu tahun hampir 2,5 juta orang menikah, apa yang perlu kita lakukan? Karena sering kali ini menjadi sasaran strategis (dari upaya pembangunan)," katanya.
Baca juga: Presiden: Pendidikan karakter penting untuk lahirkan SDM unggul
Baca juga: Moeldoko: PAUD kunci pembangunan SDM unggul
Dalam upaya menghasilkan masyarakat Indonesia yang unggul, Hasto juga menyinggung perlunya memfokuskan upaya untuk mengurangi stunting dan gangguan kesehatan lain yang menghambat tumbuh kembang anak.
"Kerja keras BKKBN memang untuk mengantarkan pembangunan keluarga, dimana keluarga yang menghasilkan generasi unggul untuk menuju Indonesia maju," kata Hasto Wardoyo.
Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020