"Kalau kita lihat apa yang diharapkan Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya bertolak belakang dengan kondisi saat ini, yang mana teknologi dan inovasi pendidikan belum berkembang," ujar Satriwan di Jakarta, Jumat.
Baca juga: PERGUNU dan FSGI harap Mendikbud terjun ke akar rumput
Dia menambahkan saat ini guru maupun pemerintah daerah kesulitan dalam menyelenggarakan pendidikan jarak jauh (PJJ). Baik karena kompetensi guru maupun keterbatasan sarana prasarana.
"Kita tidak bisa menunjukkan keunggulan dalam teknologi. Pemerintah pusat dan daerah kesulitan dalam menyelenggarakan PJJ, khususnya PJJ luring," tambah dia.
Hal yang terkait dengan inovasi dan teknologi, lanjut dia, cukup berat tantangannya. Dengan demikian, sistem pendidikan seperti apa yang melahirkan anak didik yang mampu bersaing pada era revolusi industri 4.0, yang mensyaratkan teknologi digital dalam pembelajaran.
"Akses teknologi digital belum merata. Bagaimana pendidikan ini bisa melahirkan anak didik yang akrab dengan dunia digital," tuturnya.
Baca juga: FSGI nilai permasalahan PJJ tidak hanya ketersediaan internet
Baca juga: FSGI sebut dana Organisasi Penggerak lebih baik untuk bantu PJJ
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI mengatakan sistem pendidikan nasional harus mengedepankan nilai-nilai Ketuhanan, yang berkarakter kuat dan berakhlak
mulia, serta unggul dalam inovasi dan teknologi."
Satriwan menilai dalam pidato tersebut, Presiden Joko Widodo hanya menyebut kata pendidikan sebanyak tiga kali. Padahal, fokus pembangunan Presiden Joko Widodo pada periode kedua adalah pembangunan sumber daya manusia.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020