• Beranda
  • Berita
  • Wabah COVID-19 di Selandia Baru meningkat, Australia masih berjuang

Wabah COVID-19 di Selandia Baru meningkat, Australia masih berjuang

15 Agustus 2020 16:32 WIB
Wabah COVID-19 di Selandia Baru meningkat, Australia masih berjuang
Sejumlah warga berjalan di depan kedai Starbucks di Jalan Lambton Quay di Wellington, Selandia, Baru, 23/7/2020. Gambar diambil pada 23 Juli 2020. ANTARA/REUTERS/Praveen Menon/TM
Selandia Baru pada Sabtu melaporkan tujuh kasus baru virus corona dan memperpanjang karantina wilayah di Auckland, kota terbesar di negara itu, dalam memerangi wabah COVID-19.

Enam dari tujuh kasus baru telah dikaitkan dengan klaster terkait semua kasus komunitas sebelumnya, sementara satu kasus sedang diselidiki, ujar Direktur Jenderal Kesehatan Ashley Bloomfield pada konferensi pers di Wellington.

Kasus-kasus baru membuat total infeksi Selandia Baru sejak awal tahun menjadi1.258, sementara jumlah kasus yang aktif saat ini mencapai 56. Sejauh ini, 22 orang meninggal akibat virus corona.

Penguncian di Auckland, kota yang dihuni 1,7 juta orang, pada Jumat (14/8) ditetapkan diperpanjang selama hampir dua minggu,  setelah Selandia Baru pada Selasa (11/8) menemukan kasus infeksi COVID-19 pertama dalam 102 hari.

Baca juga: PM Selandia Baru perpanjang 'lockdown' untuk bendung corona

Penemuan kasus positif COVID-19 itu terjadi dalam sebuah keluarga di Auckland.

Selandia Baru dan tetangganya, Australia, mencatat angka kematian dan kasus COVID-19 yang jauh lebih sedikit daripada banyak negara lain, sebagian berkat tindakan penguncian yang cepat .

Meskipun kebijakan ketat yang diberlakukan harus dibayar mahal secara ekonomi, langkah tersebut meningkatkan kepercayaan publik terhadap para pemimpin kedua negara secara signifikan.

Namun, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern saat ini berada di bawah tekanan menjelang pemilihan umum yang akan datang. Partai oposisi utama, Partai Nasional, menuduh pemerintah Ardern gagal mengamankan fasilitas karantina dan menyembunyikan informasi.

Baca juga: Selandia Baru tutup kota terbesar setelah penularan lokal COVID-19

Sementara itu, negara bagian terpadat kedua di Australia, Victoria, terus berjuang setelah bulan lalu menjadi pusat wabah virus corona terbesar di negara itu.

Ibu kota Australia, Melbourne, berada di bawah penguncian ketat selama enam minggu dan seluruh negara bagian itu menerapkan pembatasan pergerakan pada warga.   

Pada Sabtu, Victoria mencatat 303 kasus baru dan empat kematian, menyusul 372 infeksi baru dan 14 kematian pada Jumat.

Meskipun angka pada Sabtu jauh di bawah puncak 725 kasus baru yang muncul  pada 5 Agustus dan ada beberapa stabilisasi dalam jumlah wabah, otoritas negara bagian mendesak masyarakat selalu waspada. 

"Tanda-tandanya menggembirakan tetapi belum berakhir," kata kepala pemerintah Victoria Daniel Andrews dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

"Jalan masih panjang, jika kita menyerah, virus corona yang menang," katanya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Melbourne wajibkan masker saat kasus COVID-19 Australia meningkat

Baca juga: Victoria libatkan personel militer dalam menjalankan isolasi COVID-19

 

Menlu Retno dorong kolaborasi obat dan vaksin COVID-19 ASEAN-Australia

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020