Cita-cita kemerdekaan itu adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
“Nah dengan momentum Hari Konstitusi kita ingatkan itu, perlu terus diperjuangkan dan direalisasikan cita-cita kemerdekaan Indonesia seperti yang diamanahkan dalam Pembukaan UUD 1945. Momentum Hari Konstitusi untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia,” ujar Jazilul dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Baca juga: COVID-19, Peringatan Hari Konstitusi 2020 digelar sederhana
Cita-cita kemerdekaan Indonesia, kata pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu, tidak setiap saat diingat oleh masyarakat.
Jazilul mengatakan dengan adanya peringatan Hari Konstitusi, bangsa Indonesia akan terus mengingat bagaimana bangsa ini menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusinya.
"Bagaimana selepas Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, satu hari kemudian, tepatnya 18 Agustus 1945, bangsa ini menetapkan UUD Tahun 1945 sebagai konstitusinya. Dengan adanya konstitusi, maka syarat untuk menjadi satu negara menjadi sah, selain adanya wilayah dan penduduk," kata Jazilul.
Adapun dasar melakukan peringatan Hari Konstitusi adalah Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Hari Konstitusi.
Sejak tahun 2008 hingga tahun 2020, MPR RI rutin menggelar peringatan Hari Konstitusi. Tahun 2020 ini, peringatan Hari Konstitusi digelar pada masa pandemi COVID-19. Tema Hari Konstitusi tahun ini adalah "Kita Laksanakan UUD NRI Tahun 1945 untuk Wujudkan Indonesia Maju".
Baca juga: Wapres Ma'ruf hadiri peringatan Hari Konstitusi 2020 secara virtual
Saat memperingati Hari Konstitusi yang digelar di Gedung Nusantara IV, Komplek Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, 18 Agustus 2020, Gus Jazil mengatakan bahwa peringatan Hari Konstitusi sangat penting karena tidak hanya untuk menyegarkan kembali ingatan bangsa Indonesia terhadap UUD NRI Tahun 1945, namun bagaimana UUD itu diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
“Bila kita menghargai perbedaan, toleransi, hormat-menghormati, dan gotong-royong, berarti kita sudah berkonstitusi,” kata dia.
“Bila di tengah masyarakat terjadi caci kaki, saling mem-bully, dan memfitnah, berarti masyarakat jauh dari nilai-nilai konstitusi,” katanya.
Politikus asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu mengakui sejak Indonesia mendeklarasikan diri sebagai bangsa yang merdeka, hingga saat ini pembangunan terus dilakukan oleh satu pemerintah ke pemerintah selanjutnya.
"Di sana-sini ada kemajuan namun hal demikian perlu terus ditingkatkan," ujarnya.
Baca juga: MPR: Diperlukan Pokok-Pokok Haluan Negara dalam konstitusi
Tak hanya itu, menurut Gus Jazil, Hari Konstitusi diharapkan dijadikan momentum bagi semua untuk mengevaluasi diri apakah perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sudah sesuai dengan konstitusi.
Dengan banyaknya nilai positif dari peringatan Hari Konstitusi yang digelar setiap tahun oleh MPR itu, Jazilul mengajak masyarakat ikut merayakan Hari Konstitusi dengan semangat mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
“Mari dengan semangat Hari Konstitusi kita wujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia," kata Jazilul.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020