Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah terus mengejar target pembangunan agar bisa memenuhi kebutuhan investor yang akan membuka pabrik di lokasi tersebut.Satu bulan sejak dikunjungi Presiden pada akhir Juni 2020, pembukaan lahan telah mencapai 25 hektare. Bila ada investor berkomitmen terhadap suatu lahan, pembangunan lahan tersebut dapat diprioritaskan.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman menyatakan bahwa konsorsium pengelola KIT Batang yang terdiri atas PT Perkebunan Nasional IX (Persero) atau PTPN IX, PT Pembangunan Perumahan (Persero) atau PP, PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) atau KIW dan perusahaan daerah, selalu berkoordinasi dengan BKPM terkait kemajuan persiapan lahan.
"Satu bulan sejak dikunjungi Presiden pada akhir Juni 2020, pembukaan lahan telah mencapai 25 hektare. Bila ada investor berkomitmen terhadap suatu lahan, pembangunan lahan tersebut dapat diprioritaskan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Baca juga: BKPM: Perusahaan Korea Selatan berencana relokasi investasi ke Batang
Kebutuhan infrastruktur pendukung di dalam maupun di luar KIT Batang dikejar untuk segera diselesaikan. Menurut Ikmal, Pemerintah Kabupaten Batang dan konsorsium KIT Batang benar-benar bergerak cepat dan agresif mempercepat pembangunan tersebut.
Salah satu yang dikebut yaitu pembangunan jalan penghubung dari jalur keluar (exit toll) ke KIT Batang dan jalan utama kawasan yang dimulai Agustus 2020.
"Dengan dukungan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemkab Batang dan konsorsium, jalur keluar (exit toll) sementara di kilometer 372 telah dibuat, sambil menunggu pembangunan jalur keluar permanen simpang susun pada bulan September 2020," imbuh Ikmal.
Baca juga: BKPM: Jawa Barat jadi primadona investasi pada semester I 2020
Sementara itu fasilitas lainnya seperti jaringan pipa gas antara Cirebon-Semarang (Cisem) akan mulai konstruksinya pada akhir September 2020, dengan target penyelesaian dalam waktu enam hingga 12 bulan.
Diperkirakan aliran gas oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) siap didistribusikan pada akhir tahun 2021 atau awal 2022. Sementara itu, suplai listrik di KIT Batang disiapkan dari PLTU Batang 2x1000 MW.
"Kami rencanakan kawasan ini siap dibangun oleh calon investor pada awal 2021. Melihat dukungan pemerintah pusat dan pemda untuk mempercepat proses perizinan dan kesiapan konsorsium mengeksekusi di lapangan, kami optimistis target tersebut akan tercapai. Atau bahkan bisa lebih cepat," terang Ikmal.
Baca juga: Demi tarik investor, pemerintah bakal gratiskan sewa lahan KIT Batang
Pembangunan KIT Batang dibagi ke dalam dua tahap pengembangan. Tahap pertama adalah pengembangan 450 hektare lahan, kemudian tahap selanjutnya meliputi keseluruhan wilayah seluas 4.300 hektare.
Dalam upaya percepatan itu, telah dibentuk tim kecil yang terdiri dari pihak pemerintah dan BUMN, diantaranya BKPM, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, BPJT Kementerian PUPR, Kementerian Perindustrian, PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Jasa Marga.
KIT Batang ditargetkan menjadi kawasan industri percontohan kerja sama antara pemerintah dengan BUMN, dengan konsep infrastruktur dasar dan pendukung disediakan oleh pemerintah. Infrastruktur meliputi akses jalan untuk tol dan non-tol, penyediaan air baku dan air bersih, kereta api, listrik, gas, terminal kontainer darat (dry port) dan pelabuhan.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020