• Beranda
  • Berita
  • Tim asal Jepang bantu bersihkan minyak tumpah di pesisir Mauritius

Tim asal Jepang bantu bersihkan minyak tumpah di pesisir Mauritius

18 Agustus 2020 21:33 WIB
Tim asal Jepang bantu bersihkan minyak tumpah di pesisir Mauritius
Foto udara kapal tanker MV Wakashio menumpahkan minyak mentah usai karam di terumbu karang di Riviere des Creoles, Mauritius, Senin (10/8/2020). Mauritius memberlakukan status darurat setelah kapal Jepang, MV Wakashio, kandas pada 25 Juli lalu dan menumpahkan 1.000 metrik ton minyak mentah di lepas pantai bagian tenggara. ANTARA FOTO/French Army Command/Handout via REUTERS/wsj.

Kami juga harus memikirkan rencana memulihkan lingkungan pada jangka panjang, misalnya dalam 10, 20, 30 tahun ke depan

Regu penanggulangan bencana dari Jepang yang membantu warga setempat membersihkan tumpahan minyak di laut dan pesisir Mauritius mulai bekerja memulihkan ekosistem bakau, lahan basah, dan pantai.

Salah satu alasannya, sebagian besar minyak yang tumpah di laut berhasil diserap, kata perwakilan tim bencana, Selasa.

Kapal berbendera Jepang, MV Wakashio yang berlayar melintasi perairan Mauritius di Samudera Hindia, menabrak karang sehingga 1.000 ton minyak tumpah ke laut. Sejumlah aktivis lingkungan menyebut insiden itu sebagai bencana ekologis terburuk karena merusak ekosistem laut dan menewaskan kehidupan di dalamnya.

Baca juga: Minyak tumpah mencemari Sungai Hudson di AS
Baca juga: Tumpahan minyak di Thailand meluber hingga resor wisata


"Karena sebagian besar minyak yang tumpah di laut telah diserap, kami bergerak ke tahap berikutnya yang fokus membersihkan areal tepi laut dan mengurangi dampak lingkungan," kata wakil ketua tim, Keiji Takechi, saat menghadiri jumpa pers virtual dari Mahebourg, Mauritius.

"Peran ahli lingkungan yang dapat memberi saran dan instruksi dibutuhkan saat ini," kata dia.

Jepang mengirim enam warganya, yang sebagian besar ahli penanggulangan tumpahan minyak, ke Mauritius minggu lalu. Pemerintah Jepang juga berencana mengirim tim tambahan dari Kementerian Lingkungan beserta para ahlinya minggu ini.

Ketua tim penanggulangan bencana, Junji Gomakubo, mengatakan pihaknya tidak hanya berupaya mengurangi dampak langsung dari tumpahan minyak.

"Kami juga harus memikirkan rencana memulihkan lingkungan pada jangka panjang, misalnya dalam 10, 20, 30 tahun ke depan," kata dia.

Dampak menyeluruh dari tumpahan minyak itu masih belum terungkap, kata beberapa ilmuwan. Saat warga Mauritius bergotong royong menyerap tumpahan minyak di laut, mereka juga melihat belut-belut mati dan ikan mengapung ke permukaan air.

Tidak hanya itu, burung-burung laut yang tubuhnya terselimuti minyak pun berjalan tak tentu arah di area pantai.

Kerusakan itu, menurut para ilmuwan, dapat berdampak pada perekonomian Mauritius sampai puluhan tahun. Pasalnya, perekonomian Mauritius bergantung pada sektor pariwisata, khususnya wisata laut.

Beberapa bagian kapal MV Wakashio kembali rusak, Sabtu, sehingga menumpahkan minyak dalam jumlah sedikit, kata Takechi.

MV Wakashio merupakan kapal milik Nagashiki Shipping dan disewa oleh Mitsui OSK Lines untuk mengangkut minyak.

Sumber: Reuters

Baca juga: Sebagian besar tumpahan minyak di laut Mauritius sudah terpompa keluar
Baca juga: Kapal bertabrakan di pelabuhan Malaysia, 300 ton minyak tumpah

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020