• Beranda
  • Berita
  • Wall Street bervariasi namun S&P 500 ditutup di rekor tertinggi

Wall Street bervariasi namun S&P 500 ditutup di rekor tertinggi

19 Agustus 2020 08:08 WIB
Wall Street bervariasi namun S&P 500 ditutup di rekor tertinggi
Ilustrasi - Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/am.

Indeks S&P 500 naik 7,79 poin atau 0,23 persen menjadi berakhir di 3.389,78 poin, melampaui rekor penutupan sebelumnya pada 19 Februari, sepenuhnya menghapus kerugiannya yang dipicu oleh pandemi virus corona. Indeks mencapai tertinggi intraday sepanj

Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), namun S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi, rebound dari kerugian besar yang dipicu oleh pandemi virus corona dan menandai salah satu pemulihan paling dramatis dalam sejarah indeks.

Indeks S&P 500 naik 7,79 poin atau 0,23 persen menjadi berakhir di 3.389,78 poin, melampaui rekor penutupan sebelumnya pada 19 Februari, sepenuhnya menghapus kerugiannya yang dipicu oleh pandemi virus corona. Indeks mencapai tertinggi intraday sepanjang masa di 3.395,06 di awal sesi.

Indeks Komposit Nasdaq juga terangkat 81,12 poin atau 0,73 persen menjadi menetap di 11.210,84 dolar AS, juga merupakan rekor penutupan. Namun, indeks Dow Jones Industrial Average turun 66,84 poin atau 0,24 persen menjadi berakhir di 27.778,07 poin.

Baca juga: Wall Street dibuka lebih tinggi, indeks Dow Jones naik 30,70 poin

Triliunan dolar stimulus fiskal dan moneter telah membuat Wall Street dibanjiri uang tunai, mendorong investor yang mencari imbal hasil ke dalam ekuitas. Amazon dan saham terkait teknologi dengan pertumbuhan tinggi lainnya telah dipandang sebagai yang paling dapat diandalkan untuk mengatasi krisis.

Rekor S&P menegaskan, menurut definisi yang diterima secara luas, bahwa indeks Wall Street yang paling dipantau memasuki pasar bullish setelah mencapai titik terendah pandemi pada 23 Maret. Indeks tersebut telah melonjak sekitar 55 persen sejak itu.

Saham beberapa nama teknologi besar AS menguat, berkontribusi pada keuntungan pasar. Saham Amazon melonjak lebih dari empat persen, sementara induk perusahaan Google, Alphabet dan Netflix masing-masing naik 2,6 persen dan 2,0 persen.

Baca juga: Dolar jatuh ke terendah 27-bulan ketika saham AS capai rekor tertinggi

Namun, keraguan tentang kesehatan ekonomi yang mendasari, bertahan di sesi Selasa (18/8/20200, dengan reaksi suam-suam terhadap hasil besar dari Home Depot dan Walmart membatasi kenaikannya. Saham komponen Dow, Home Depot dan Walmart, keduanya tergelincir meskipun ada hasil laba yang kuat.

Home Depot Inc melaporkan kenaikan terbesar dalam penjualan kuartalan dalam setidaknya dua dekade, namun, sahamnya turun 1,1 persen, setelah para analis memperingatkan bahwa penjualannya mungkin telah mencapai puncaknya.

Walmart Inc merosot 0,9 persen meskipun membukukan pertumbuhan kuartalan terbesar dalam penjualan daringnya.

Baca juga: Saham Inggris merosot dengan indeks FTSE 100 tergerus 0,83 persen

"S&P 500 sangat mengesankan dan telah menciptakan banyak kekayaan, tetapi saya tidak yakin itu mencerminkan kesehatan ekonomi secara keseluruhan," kata Patrick Leary, kepala strategi pasar di Incapital.

"Reli lebih berkaitan dengan inflasi aset, yang didorong oleh semua likuiditas dan semua dukungan berkelanjutan dalam perekonomian serta melemahnya dolar," tambahnya.

Di sisi data, pembangunan perumahan AS mulai melonjak 22,6 persen menjadi 1,496 juta unit pada Juli, Departemen Perdagangan melaporkan pada Selasa (18/8/2020). Angka tersebut melebihi konsensus pasar.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020