"Paradigmanya harus diubah. Saat ini siapa pun bisa tahu perkembangan dunia dalam hitungan detik dengan adanya internet, yang penting adalah bagaimana kita bisa bergerak menghadapi perubahan dan peradaban," ujar Syarif Bando dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Sebelumnya, Kepala Perpusnas melantik sebanyak 11 Pejabat Tinggi Pratama (eselon II) di lingkungan Perpusnas. Syarif Bando mengingatkan pejabat tersebut dapat memberikan inovasi, kreativitas, dan akselerasi agar roda organisasi berjalan cepat.
Baca juga: Kemenkeu dukung program Perpusnas bangun perpustakaan daerah
Syarif menambahkan pejabat yang baru dilantik itu harus melihat lagi apa yang menjadi hambatan. Padahal di sisi lain, banyak kementerian atau lembaga sanggup melangkah cepat.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui faktor yang menjadi kendala.
"Apakah pada persoalan komitmen, sumber daya manusia, sarana prasarana tugas, atau anggaran. Jangan lagi berkutat pada persoalan lama, yakni administrasi. Jika perlu dikaji ulang, silahkan. Namun, jangan berpatokan pada paradigma lama. Komitmen yang harus dikedepankan adalah bagaimana memberikan pelayanan yang baik," kta Syarif Bando.
Sebanyak 11 pejabat yang dilantik tersebut adalah Darmadi sebagai Inspektur, Opong Sumiati sebagai Kepala Pusat Pembinaan Pustakawan, Ahmad Masykuri sebagai Kepala Biro Sumber Daya Manusia dan Umum, Joko Santoso sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan, Joko Budi Santoso sebagai Kepala Pusat Preversai dan Alih Media Bahan Perpustakaan, Nurcahyono sebagai Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi, Teguh Purwanto sebagai Kepala Pusat Jasa dan Informasi dan Pengelolaan Naskah Nusantara, Sri Marganingsih sebagai Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerjasama, Hubungan Masyarakat, Emyati Tangke sebagai Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan.
Baca juga: Perpusnas: PJJ peluang tingkatkan kegemaran membaca
Kemudian Adin Bondar sebagai Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca, dan Suharyanto sebagai Kepala Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan.
Syarif menambahkan dalam Susunan, Organisasi, dan Tata Kerja (SOTK) baru Nomor 4 Tahun 2020, disebutkan bahwa salah satu tugas Perpusnas adalah merumuskan kebijakan nasional, kebijakan umum, dan kebijakan teknis. Semuanya dituangkan dalam bentuk Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK).
"Ini yang menjadi pegangan bagi seluruh pustakawan dan perpustakaan dalam tugasnya."
Jika NSPK berhasil disusun dengan baik dan tepat sasaran, maka dipastikan tidak akan ada perpustakaan ataupun pustakawan yang kalang kabut dalam merumuskan indeks kegemaran membaca, indeks literasi, standar koleksi, dan sebagainya.
"Saya menekankan kepada seluruh pejabat untuk segera menuntaskan NSPK paling lambat akhir tahun ini,” tegas Syarif Bando.
Syarif mengingatkan Perpusnas merupakan instansi pembina seluruh jenis perpustakaan di Tanah Air. Ibarat dokter, mana mungkin bisa mengobati pasien jika tidak mengetahui rekam medis (data) pasien. Maka, penting untuk memiliki data yang valid.
"Kebutuhan informasi dan pengetahuan adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi," tukas Syarif.***3***
Baca juga: Perpusnas: Penting ajak perguruan tinggi terbitkan buku baru
Baca juga: Perpusnas: Perpustakaan harus jadi garda terdepan beri kehidupan layak
Baca juga: Perpusnas: Perpustakaan akan jadi wahana pembelajaran masyarakat
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020