"Daerah yang paling kering tahun ini adalah Kecamatan Jasinga, ada 11 desa yang mengalami kekeringan dan memohon bantuan air bersih," ungkap Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Bogor, Joko Pitoyo di Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis.
Ia mengatakan, penanganan kekeringan kali ini sama seperti tahun lalu, yaitu mengerahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk mengirim air bersih ke wilayah-wilayah yang terdampak.
Menurutnya, musim kemarau tahun ini tak separah tahun lalu. Pasalnya, berdasarkan kajian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tahun ini Kabupaten Bogor dihadapkan dengan kemarau basah, atau kemarau yang masih diselingi hujan.
Baca juga: BMKG prediksi tahun ini Bogor hadapi kemarau basah
Baca juga: BPBD prediksi kekeringan di Bogor terus meluas hingga akhir Oktober
"Kemarau tahun lalu, data kami menunjukkan musim kemarau relatif panjang sehingga dari 40 kecamatan, 28 kecamatan dan 200 lebih desa mengalami kekeringan. Alhamdulillah, sampai bulan Agustus ini kemarau yang kita prediksi lebih panjang ternyata masuk ke bulan basah," tuturnya.
Hasil prediksi yang ia terima dari BMKG, puncak musim kemarau tahun ini di Kabupaten Bogor akan berlangsung pada bulan September.
Joko menyebutkan hasil evaluasi penanganan kekeringan tahun lalu, baru sekitar 50 persen wilayah yang bisa tertangani. Maka menurutnya tahun ini penanganan kekeringan harus bisa menangani lebih dari 50 persen wilayah yang terdampak.*
Baca juga: Atasi kurang air saat kurban, Polres Bogor bantu dua truk air
Baca juga: Bogor alami kekeringan, Bupati antisipasi gagal panen
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020