• Beranda
  • Berita
  • Pandemi COVID-19 hantui dimulainya musim baru Liga Prancis

Pandemi COVID-19 hantui dimulainya musim baru Liga Prancis

21 Agustus 2020 21:21 WIB
Pandemi COVID-19 hantui dimulainya musim baru Liga Prancis
Pemain Paris St Germain merayakan kemenangan gelar juara Piala Liga Prancis usai menang atas Lyon di Stade de France, Paris, Sabtu (1/8/2020) dini hari. PSG menjadi juara Piala Liga Prancis setelah menang melalui adu penalti 6-5. ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Hartmann/pras.
Musim baru Liga Prancis akan dimulai pada Jumat dalam kondisi pandemi COVID-19 masih menghantui dan mengganggu persiapan tim-tim peserta, demikian dilansir AFP.

Tiga klub terbesar Liga Prancis tidak akan ambil bagian pada akhir pekan pembukaan, salah satunya Paris St Germain (PSG) yang akan berlaga pada final Liga Champions di Lisbon, Portugal, pada Minggu (23/8).

Lyon juga masih mengistirahatkan pasukannya setelah tampil pada fase gugur Liga Champions, dan Marseille masih berurusan dengan kasus COVID-19 yang membuat laga mereka melawan St Etienne harus ditangguhkan.

Pertandingan di Stade Velodrome antara Marseille kontra St Etienne itu semestinya akan menjadi pertandingan pembukaan musim yang disiarkan di bawah kesepakatan baru dengan televisi. Kesepakatan itu diharapkan menjadi pendongkrak pemasukan klub-klub setelah perekonomian mereka terganggu setidaknya dalam lima bulan terakhir.

Baca juga: Ligue 1 musim depan bisa diikuti 22 tim susul putusan pengadilan

Kontrak lima tahun liga dengan Mediapro asal Spanyol memberikan dana 1,153 milyar euro kepada 20 klub setiap musimnya. Pendapatan yang dinanti-nanti setelah musim lalu ditangguhkan pada Maret dan kemudian dihentikan, di saat liga-liga besar Eropa lain kemudian dilanjutkan dan menyelesaikan kompetisinya.

Bagaimanapun situasinya, para penggemar akan disuguhi laga antara Bordeaux menjamu Nantes pada Jumat, pertandingan yang kurang atraktif dibandingkan final Liga Europa yang berlangsung beberapa jam setelahnya, dan pada akhir pekan klub Prancis berpeluang menjadi juara Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 1993.

Penangguhan pertandingan Marseille melawan St Etienne yang digeser ke 17 September terjadi setelah empat pemain Marseille dinyatakan positif COVID-19, ketika gelombang kedua pandemi mengancam Prancis.

Baca juga: Marseille laporkan empat kasus COVID-19, laga pembuka Ligue 1 ditunda

Sangat khawatir

Pada Sabtu, Toulouse menjadi kota Prancis pertama yang mewajibkan penggunaan masker di luar ruangan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus.

Kota terpadat peringkat ketiga di Prancis, Lyon, mengatakan penggunaan masker akan diwajibkan di beberapa area mulai Sabtu. Pendekatan tersebut telah diterapkan di ibukota, Paris.

Baca juga: Paris, Marseille diumumkan sebagai zona berisiko tinggi COVID-19

Sementara itu lebih dari separuh klub divisi teratas Prancis memiliki kasus positif COVID-19, total mencapai 40 pemain. Hal itu mempengaruhi persiapan mereka dan menyebabkan pembatalan sejumlah laga pramusim.

Salah satu pemain tersebut adalah kapten Nantes Abdoulaye Toure, yang timnya mencatatkan tujuh kasus COVID-19 sejak akhir bulan lalu namun tetap akan memainkan pertandingan pembukaan musim.

Pada Rabu, Montpellier mengumumkan kasus COVID-19 ketujuh yakni pencetak gol terbanyak musim lalu Andy Delort. Sedangkan pertandingan Nimes melawan Brest pada Minggu juga berpeluang ditunda setelah mereka mencatatkan empat kasus baru pekan ini.

"Klub-klub sangat khawatir," kata direktur Ligue 1 kepada AFP.

"Kami khawatir karena tidak dapat mengeluarkan mobil kami dari garasi selama tiga bulan, dan ketika kami melakukannya kami kembali ke jalan untuk kemudian harus dihentikan setiap 100 kilometer."

Baca juga: Kasus virus corona di Prancis kembali melonjak
Baca juga: Sudah dua hari kasus baru corona di Prancis di atas 3.000


Selanjutnya potensi ...
Seorang pria mengenakan masker pelindung wajah beristirahat di Istana Trocadero tak jauh dari Menara Eiffel di Paris, Prancis (10/7/2020). Dengan 25 kematian baru yang dicatat dalam 24 jam terakhir, jumlah kematian terkait wabah virus corona (COVID-19) di Prancis naik menjadi 30.004, sementara jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit atau di unit perawatan intensif (ICU) terus turun, seperti dipaparkan dalam data resmi pada Jumat (10/7). ANTARA/Xinhua/Gao Jing/aa.


Potensi membahayakan

Protokol kesehatan dan medis setebal 57 halaman telah disiapkan liga yang dirancang untuk membatasi kontaminasi sebaik mungkin.

Para pemain akan dites dua sampai tiga hari sebelum masing-masing pertandingan, dan pertandingan wajib ditangguhkan jika terdapat empat kasus di klub yang sama dalam periode delapan hari. Hal inilah yang diterapkan pada Marseille dan berpeluang terjadi pula pada Nimes.

"Bahkan dengan niat baik, sistem medis terbaik, kontrol terbaik, kami memiliki risiko yang tidak tergantung kepada kami dan bahkan dapat menimbulkan potensi membahayakan," kata salah satu presiden klub.

Baca juga: Kasus dini COVID-19 di Prancis mungkin jawab teka-teki awal pandemi

Dengan risiko seperti itu, sebagian penggemar akan diizinkan untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan secara langsung. Pemerintah Prancis membatasi maksimal 5.000 orang dalam satu stadion, sudah mencakup para pemain kedua tim, staf kepelatihan, dan staf organisasi.

Meski demikian, sejumlah kelompok penggemar mengatakan adanya peraturan itu berarti mereka tidak akan menyaksikan pertandingan secara langsung.

Ancaman virus menghantui apa yang semestinya menjadi musim baru yang menggembirakan, menyusul gebrakan klub-klub Prancis di Liga Champions dan sejumlah klub, seperti Lyon, Marseille, dan Monaco bertekad menggoyang status quo.

Bagaimanapun PSG juga tidak akan mengendur setelah mereka mengamankan treble domestik pada musim lalu, dan bertekad memenangi gelar liga kesepuluhnya. Saat ini satu-satunya klub Prancis yang telah mengoleksi sepuluh gelar liga adalah mantan raksasa St Etienne.

Baca juga: Liga Prancis diakhiri, PSG ditunjuk jadi juara

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020