"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas zona subduksi. Gempa tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tersebut memiliki parameter update dengan magnitudo 5,5. Episenter gempa terletak di laut pada koordinat 3,98 Lintang Selatan dan 101,04 Bujur Timur, pada kedalaman 21 kilometer (km).
Baca juga: BMKG sebut gempa kembar di Bengkulu akibat pemicu statis
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Guncangan gempa dapat dirasakan di daerah Bengkulu II-III MMI dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu, dan Kepahiang II MMI yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemantauan juga menunjukkan hingga pukul 08.04 WIB belum adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
Baca juga: BMKG perkirakan kekuatan gempa Bengkulu lebih dahsyat jika tidak dobel
Terkait gempa tersebut, ia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa dan memastikan bangunan yang ditinggali tahan gempa serta tidak mengalami kerusakan sebelum kembali ke rumah.
Baca juga: Gempa kembar di Bengkulu terjadi di Segmen Megathrust Mentawai-Pagai
Baca juga: Di Bengkulu terjadi tujuh kali gempa susulan pascagempa M 6,9
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020