"Ini adalah langkah waspada kecil untuk mulai membuka kembali penerbangan dan menghidupkan kembali Bandara Changi serta Singapore Airlines," kata Menteri Transportasi Ong Ye Kung kepada wartawan seperti dikutip dari Kyodo, Sabtu.
"Sebagai ekonomi terbuka kecil, untuk bertahan hidup, kami harus menjaga perbatasan tetap terbuka. Untuk mencari pendapatan, kami harus terhubung dengan dunia, dan agar berkembang dan makmur, kami harus menjadi pusat penerbangan."
Brunei dan Selandia Baru disebut "sudah mengontrol situasi pandemi dengan sangat baik", di mana dua negara punya tingkat kejadian di bawah 0,1 infeksi per 100.000 populasi.
Pelancong yang ada di dua negara ini dalam 14 hari terakhir sebelum tiba di Singapura hanya akan diminta mengikuti tes COVID-19 saat tiba, namun tak perlu mengisolasi diri selama beberapa hari seperti wisatawan lain yang datang dari tempat lain.
Ivan Tan, juru bicara Changi Airport Group, menyambut baik pengumuman pembukaan kembali turis dari Selandia Baru dan Brunei, mengatakan "ini memang kabar baik untuk Bandara Changi, dan ini adalah awal yang menggembirakan untuk apa yang kami harap akan jadi kelanjutan meningkatnya penerbangan perjalanan secara bertahap ke dan dari Singapura. "
Ada 56.000 kasus COVID-19 di Singapura, namun sebagian besar terjadi di asrama pekerja migran yang telah diisolasi, dan hanya ada 27 kematian terkait virus corona.
Baca juga: Songsong AKB, pemandu wisata Papua Barat disertifikasi
Baca juga: Inspirasi rencana perjalanan liburan ke Yogyakarta
Baca juga: Jepang siaga dengan lonjakan kasus COVID-19 di tengah kampanye wisata
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020