Sejumlah tenaga kesehatan terdiri dari dokter, perawat dan tenaga medis lainnya yang bertugas di lembaga kesehatan di Kota Subulussalam Provinsi Aceh kini masih resah dengan aksi perundungan (bullying) yang diduga dilakukan oleh masyarakat melalui jejaring media sosial.Aksi bullying ini membuat paramedis di Subulussalam tidak nyaman
Pasalnya, aksi perundungan yang dilakukan warga tersebut sudah mengarah kepada tindak pidana ujaran kebencian dan mengancam profesi tenaga kesehatan.
Baca juga: Ada lima paramedis, tujuh warga Subulussalam-Aceh terinfeksi COVID-19
“Kami masih mengumpulkan sejumlah bukti, jika aksi pengancaman dan perundungan ini masih terus berlanjut, kasus ini akan kami laporkan secara resmi ke polisi,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Subulussalam dr Muhammad Armansyah yang dihubungi dari Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, Sabtu.
Menurutnya, meningkatnya aksi perundungan terhadap paramedis di daerah tersebut disebabkan setelah adanya seorang warga di daerah itu yang meninggal dunia pada pekan lalu, dan diduga positif terinfeksi COVID-19.
Baca juga: Delapan pasien COVID-19 di Nagan Raya sembuh, termasuk paramedis
Masyarakat yang diduga tidak terima dengan peristiwa ini kemudian berupaya menuduh paramedis dengan sejumlah fitnah dan beberapa pengguna media sosial turut menuliskan kata-kata yang bernada ujaran kebencian kepada profesi tenaga kesehatan.
“Aksi bullying ini membuat paramedis di Subulussalam tidak nyaman,” kata dr Muhammad Armansyah menuturkan.
Baca juga: Pemprov diminta segera penuhi insentif paramedis COVID-19
Ia juga menegaskan IDI Kota Subulussalam juga sudah melakukan komunikasi dengan kepolisian setempat guna memastikan langkah hukum selanjutnya jika aksi perundungan tersebut masih terus terjadi.
“Kami terus mengumpulkan bukti, kalau (perundungan) berlanjut kita akan lapor ke polisi,” kata Muhammad Armansyah menegaskan.
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020