Ke depannya, saya sampaikan kepada kedua Menteri UAE tersebut, bahwa kerja sama di bidang kesehatan ini hendaknya diarahkan untuk kerja sama panjang dan strategis, misalnya untuk co-production dan co-development,
Pemerintah Indonesia membahas sejumlah kerja sama dengan Uni Emirat Arab, termasuk dalam bidang ekonomi dan kesehatan yang mencakup COVID-19, dalam pertemuan Menteri Luar Negeri kedua negara serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI dan Menteri Energi dan Infrastruktur UAE.
Dalam arahan pers virtual yang disampaikan dari Abu Dhabi pada Sabtu malam waktu Jakarta, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut telah melakukan pertemuan dengan Menlu UAE Syeikh Abdullah bin Zayed dan Menteri Energi Infrastruktur Suhail Al-Mazroui.
“Dua isu utama yang kita bahas, yaitu kerja sama dalam konteks COVID-19 dan kesehatan serta kerja sama ekonomi lainnya,” kata Menlu Retno.
Menurut dia, saat ini Indonesia tengah memfokuskan kerja sama pada penyediaan vaksin dan alat deteksi (screening) COVID-19 dengan menggunakan teknologi laser dan artificial intelligence(AI).
Baca juga: Luhut: Indonesia-UEA akan kerja sama produksi satu juta vaksin/tahun
Baca juga: UAE kirimkan bantuan medis penanganan COVID-19 ke Indonesia
Selain itu, dia juga sempat menyampaikan kepada Menlu UAE bahwa saat ini Indonesia juga tengah menjajaki kerja sama distribusi produk farmasi Indonesia ke kawasan Timur Tengah dan Afrika.
“Ke depannya, saya sampaikan kepada kedua Menteri UAE tersebut, bahwa kerja sama di bidang kesehatan ini hendaknya diarahkan untuk kerja sama panjang dan strategis, misalnya untuk co-production dan co-development,” kata Menlu.
Dia pun sempat menyampaikan apresiasi Indonesia terhadap UAE atas kerja sama kesehatan dalam konteks COVID-19 selama pandemi. Pada tanggal 28 April lalu, UAE telah mengirimkan 20 ton peralatan kesehatan, antara lain berupa cover all, sarung tangan, masker, sepatu pelindung, cairan pembersih tangan, dan berbagai kebutuhan lainnya.
Adapun terkait kerja sama pembahasan peningkatan ekonomi, sebagai tindak lanjut dari kunjungan Presiden pada bulan Januari lalu, diskusi diutamakan pada bidang energi dan pangan.
“Mengenai energi, Alhamdullilah, kalau kita lihat salah satu proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung sebesar 145 MWAC di Waduk Cirata, Jawa Barat, kerja sama antara PT PJBi (Indonesia) dan PT Masdar (UAE) akan melakukan ground breaking pada Juni 2021 dan akan mulai beroperasi pada semester kedua 2022,” papar Menlu.
Selain itu, kedua Menteri juga meminta dukungan pemerintah UAE terhadap pembicaraan bisnis yang tengah berjalan, termasuk antara Pertamina dan ADNOC, serta di bidang pertanian dengan Elite Agro yang berencana berinvestasi di sektor agrobisnis di Jawa Barat.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa kerja sama antara kedua negara menjadi saling menguntungkan.
Dia pun menjelaskan bahwa Indonesia tak ingin hanya menjadi pasar, terutama dalam perdagangan minyak, namun juga ingin mendapatkan tambahan teknologi dari negara besar seperti UAE, khususnya di bidang energi.
“Oleh karena itu kami juga melakukan kerja sama tidak hanya di minyak tapi juga eksplor kerja sama sumber energi terbarukan,” kata Erick.
Kunjungan kedua Menteri RI ke Abu Dhabi merupakan tindak lanjut dari pembicaraan via telepon antara Presiden Joko Widodo dengan Putra Mahkota UAE Syeikh Muhammad bin Zayed pada 17 Agustus lalu, guna membahas semua kerja sama di tengah pandemi, terutama terkait dengan penanganan COVID-19 dan kerja sama ekonomi lainnya.
UAE merupakan negara pertama di mana Indonesia mengadakan pengaturan terkait essential business travel corridor, dan dengan pengaturan tersebut diharapkan kunjungan bisnis yang esensial dapat mulai dilakukan, dengan mematuhi peraturan protokol kesehatan yang telah disepakati secara ketat.
Baca juga: RI-UAE sepakati "travel corridor" untuk perjalanan bisnis, diplomatik
Baca juga: Indonesia finalisasi kesepakatan "travel corridor" dengan UAE
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020