• Beranda
  • Berita
  • WHO bersikap hati-hati terkait terapi plasma COVID-19

WHO bersikap hati-hati terkait terapi plasma COVID-19

24 Agustus 2020 19:47 WIB
WHO bersikap hati-hati terkait terapi plasma COVID-19
Petugas medis menyusun kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (18/8/2020). Pengambilan plasma konvalesen pasien sembuh COVID-19 yang menggunakan alat apheresis bertujuan untuk membantu penyembuhan pasien terkonfirmasi COVID-19. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.

Hanya sedikit dari mereka yang benar-benar melaporkan hasil sementara ... dan saat ini, kualitas bukti masih sangat rendah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin bersikap sangat berhati-hati dalam mendukung penggunaan plasma pasien COVID-19 yang telah sembuh untuk mengobati orang yang sakit.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu mengatakan bukti bahwa plasma mampu menyembuhkan "berkualitas rendah" bahkan di saat Amerika Serikat mengeluarkan otorisasi darurat untuk terapi semacam itu.

"Ada sejumlah uji klinis yang dilakukan di seluruh dunia yang mengamati dampak penggunaan plasma pasien yang sembuh dibandingkan dengan perawatan standar," kata Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO.

"Hanya sedikit dari mereka yang benar-benar melaporkan hasil sementara ... dan saat ini, kualitas bukti masih sangat rendah," katanya dalam konferensi pers.

Sumber: Reuters

Baca juga: AS izinkan plasma darah untuk mengobati COVID-19
Baca juga: Sembuh dari COVID-19, Bryan Cranston donasikan plasma
Baca juga: Negara bagian India berburu plasma darah untuk pasien COVID-19

Pewarta: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020