• Beranda
  • Berita
  • Penembakan warga kulit hitam kembali terjadi di AS, picu protes

Penembakan warga kulit hitam kembali terjadi di AS, picu protes

25 Agustus 2020 14:20 WIB
Penembakan warga kulit hitam kembali terjadi di AS, picu  protes
Dokumentasi--Polisi berdiri di belakang garis pembatas polisi di lokasi dimana polisi New York menembak mati seorang pria kulit hitam yang mengacungkan sebuah pipa besi kepada mereka, di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, Rabu (4/4/2018), dalam foto yang didapatkan dari media sosial. (Instagram @johnnyg1rl/via REUTERS)

Ketiga anak laki-laki Blake hanya beberapa meter jauhnya dan menyaksikan polisi menembak ayah mereka,

Penembakan warga kulit hitam oleh polisi kembali terjadi di Amerika Serikat, kali ini terhadap Jacob Blake (29) di wilayah negara bagian Wisconsin pada Minggu (23/8) sore waktu setempat, sehingga memicu protes masyarakat.

Ben Crump, yang menyebut dirinya ditunjuk untuk mewakili keluarga korban, mengatakan bahwa Blake tengah mencoba menurunkan ketegangan insiden rumah tangganya ketika polisi menembak dia pertama kali dengan pistol kejut listrik.

“Ketika dia berjalan untuk memeriksa anak-anaknya, polisi menembakkan senjata mereka beberapa kali ke punggung Blake pada jarak dekat. Ketiga anak laki-laki Blake hanya beberapa meter jauhnya dan menyaksikan polisi menembak ayah mereka,” kata Crump.

Dalam sebuah video amatir, Blake terlihat berjalan menuju mobil dan diikuti oleh dua orang petugas polisi yang menodongkan pistol ke punggungnya, kemudian terdengar tujuh suara tembakan selagi Blake, yang terlihat tak bersenjata, membuka pintu mobil.

Baca juga: Rayshard Brooks tewas ditembak, eks polisi Atlanta serahkan diri
Baca juga: Ricuh di Minneapolis, wartawan Reuters tertembak peluru karet polisi


Belum diketahui apakah polisi melihat sesuatu di dalam mobil yang menyebabkan mereka menembak Blake, serta belum jelas pula apakah salah satu atau kedua polisi tersebut yang menembak.

Blake langsung dilarikan ke rumah sakit, dan telah menjalani operasi sehingga kini dia berada dalam kondisi yang stabil, menurut keterangan sang ayah kepada media, Senin (24/8).

Atas peristiwa tersebut, massa berkumpul di lokasi kejadian dengan sejumlah peserta aksi menyalakan api dan melempari polisi dengan bata dan molotov, membuat otoritas terpaksa menutup gedung-gedung publik.

Gubernur Wisconsin Tony Evers, pada hari yang sama, mengerahkan pasukan Penjaga Nasional negara bagian itu ke area Kenosha untuk mengamankan  protes massa.

Evers juga meminta sesi khusus di badan legislatif pada Senin (31/8) pekan depan untuk mengangkat usulan undang-undang yang ditujukan pada penegakan hukum terkait  penembakan ini.

Evers, yang berasal dari Partai Demokrat, mengutuk kejadian yang ia sebut sebagai “penggunaan kekuatan secara berlebihan dan eskalasi dalam waktu singkat ketika berhadapan dengan warga kulit hitam Wisconsin.”

“Kita harus bangkit dengan gerakan dan momen ini, serta menggunakan empati, juga kemanusiaan kita, serta komitmen teguh untuk menghancurkan siklus rasisme sistemik dan bias terhadap keluarga dan masyarakat kulit hitam,” ujar Evers dalam pidatonya.

Sementara Pete Deates, ketua Asosiasi Profesi Polisi Kenosha, menyebut Evers “bertanggung jawab penuh” atas penghakiman yang terburu-buru, serta meminta publik menunggu hingga seluruh fakta diketahui dengan jelas.

Polisi yang melakukan penembakan tersebut telah cuti administratif sementara penyelidikan berlangsung, demikian kata Departemen Kehakiman Wisconsin yang menangani kasus ini sebagaimana prosedur standar yang berlaku.

Sumber: Reuters

Baca juga: Trump sebut 'lebih banyak orang kulit putih' terbunuh oleh polisi AS
Baca juga: Polisi New York diskors usai insiden mencekik terekam dalam video

Pewarta: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020