Fokus memastikan bansos itu tepat sasaran tapi tidak kalah penting memastikan distribusi juga cepat
Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal memproyeksikan tren pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 akan membaik meski masih mengalami kontraksi yang diperkirakan mencapai negatif dua persen.
“Dibandingkan kuartal kedua yang mencapai minus 5,32 persen berarti sudah lebih ringan tingkat kontraksinya. Sama-sama kontraksi tapi kami lihat trennya kuartal ketiga sudah lebih baik,” katanya dalam webinar di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, meski diperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga negatif atau disebut resesi, namun tren membaik menjadi kunci agar tidak terjebak dalam istilah teknis.
Saat ini, lanjut dia, salah satu yang ditekankan adalah upaya agar pertumbuhan ekonomi tidak jatuh lebih dalam dari kuartal kedua yang negatif 5,32 persen.
Untuk menolong itu, kata dia, stimulus yang dikeluarkan pemerintah bisa direalisasikan tidak hanya tepat sasaran tetapi juga cepat diterima masyarakat terdampak COVID-19.
“Fokus memastikan bansos itu tepat sasaran tapi tidak kalah penting memastikan distribusi juga cepat,” katanya.
Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp695,2 triliun yang mengakibatkan defisit APBN 2020 mencapai 6,34 persen.
Per 19 Agustus 2020, realisasi penyerapan dana yang dialokasikan untuk penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional itu mencapai 25 persen atau Rp174,7 triliun.
Selama tahun 2020, Core Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi RI mencapai -1,5 persen hingga -3 persen.
Baca juga: Indef tekankan pengendalian COVID-19 kunci pertumbuhan ekonomi 2021
Baca juga: Fadel: Target pertumbuhan ekonomi 4,5 persen jadi pecutan bagi menteri
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020