Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengupayakan untuk dapat mengumpulkan 10 hasil pengurutan genom (whole genom sequencing/WGS) virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 per pekan.Saya ingin memastikan bahwa tidak ada proses yang dilompati teman-teman
"Kita pastikan minimal 10 WGS bisa kita 'submit' (laporkan) karena jika WGS tidak banyak tidak ratusan, ribuan percuma, karena kita tidak akan bisa membuat 'tracing' (pelacakan) dan membuat identifikasi massal yang konklusif misalnya atas mutasi strain lokal dan sebagainya," kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko, Jakarta, Selasa.
Hal itu disampaikan Handoko pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-53 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, yang ditayangkan secara virtual.
Dalam melakukan WGS, LIPI menggunakan Oxford nanopore technology. Oleh karena itu, LIPI sudah mengikuti pelatihan secara dalam jaringan dengan pihak dari Oxford untuk melakukan WGS dengan teknologi tersebut.
Baca juga: Indonesia kirim 13 hasil whole genom sequencing ke data global
Baca juga: Menristek: Urutan genom virus perlu untuk ketahui asal virus COVID-19
Saat ini, sudah ada tiga tim yang disiapkan untuk melakukan WGS.
Handoko menginginkan seluruh proses yang disyaratkan harus sesuai dengan kaidah ilmiah dan prosedur yang berlaku baik untuk imunomodulator, WGS dan pengujian untuk deteksi virus.
"Saya ingin memastikan bahwa tidak ada proses yang dilompati teman-teman apakah imunomodulator, whole genom sequencing, uji virus, semuanya harus dilakukan berbasis standar dan prosedur yang ada meskipun kita percepat kita kejar-kejar tapi tidak ada yang boleh 'by pass' (jalan pintas)," ujarnya.
WGS tersebut dinilai penting untuk melihat karakterisasi dari virus yang bersirkulasi di Indonesia.
Hasil WGS juga akan membantu dalam pembuatan vaksin Merah Putih sehingga diharapkan vaksin yang dihasilkan nantinya cocok untuk orang Indonesia karena dibuat berdasarkan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang beredar di Tanah Air.
Baca juga: China umumkan data genom COVID-19 di Beijing, asalnya dari Eropa
Baca juga: Ilmuwan muda minta data genom dan penanganan COVID-19 dipublikasikan
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020