Strategi rendah karbon ini juga harus dimasukkan ke dalam stimulus-stimulus yang diselenggarakan pemerintah,
Pemerintah Indonesia dan Inggris menyatakan komitmen untuk mengintegrasikan pembangunan ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan berkepanjangan dalam upaya membangun kembali ekonomi yang terhambat karena COVID-19 dan krisis yang diakibatkan pandemi tersebut.
Dalam acara seminar virtual yang membahas perspektif internasional dalam membangun kembali ekonomi menuju masa depan yang rendah karbon di Jakarta, Rabu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menegaskan sejumlah upaya yang dilakukan untuk merealisasikan komitmen tersebut.
Dia menyebutkan bahwa Indonesia telah melakukan langkah historis dengan memasukkan inisiatif rendah karbon ke dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) untuk 2020-2024, namun pihaknya harus memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah dapat diselaraskan dengan inisiatif hijau itu.
Baca juga: Indonesia-Inggris perpanjang kemitraan di bidang iptek hingga 2025
Baca juga: Kerja sama pengendalian AMR hingga COVID-19 diteken Indonesia-Inggris
“Strategi rendah karbon ini juga harus dimasukkan ke dalam stimulus-stimulus yang diselenggarakan pemerintah,” ujar Suharso.
Dia pun mengutip berbagai hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dalam pembangunan saat ini, energi baru dan terbarukan berpotensi menciptakan lapangan kerja yang sangat besar.
“Saat ini kami sedang dalam proses untuk mengidentifikasi stimulus yang tepat untuk mendukung hal ini,” ujarnya.
Menteri PPN juga mengatakan momentum COVID-19 memberikan kesempatan untuk meningkatkan ketahanan di masa depan dan juga membuat rencana yang matang untuk menciptakan rencana ekonomi yang baik.
“Agar kita mampu memulihkan diri dan beradaptasi dengan cepat sekaligus menciptakan kualitas udara, sanitasi dan air yang lebih baik serta melestarikan keanekaragaman hayati, maka kita harus lebih aktif berinvestasi dalam energi terbarukan,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri untuk Pasifik dan Lingkungan Inggris, Zac Goldsmiths, mengatakan bahwa Indonesia dan Inggris telah bekerja sama dalam menghadapi perubahan iklim dan isu lingkungan selama lebih daru satu dekade.
“Saya sangat senang kita bekerja bersama untuk menghadapi area-area prioritas yang telah kita identifikasi bersama, seperti pengurangan deforestasi, lahan gambut, mendukung energi terbarukan, infrastruktur hijau, kota-kota berkelanjutan, dan membawa lebih banyak investasi hijau ke Indonesia,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa jalur pembangunan karbon rendah dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan, serta keuntungan sosial dan lingkungan yang lebih tinggi dalam mengurangi kemiskinan.
Melalui upaya-upaya domestik masing-masing maupun kerja sama antarnegara, Indonesia dan Inggris berkomitmen untuk membangun kembali ekonomi dengan perhatian lebih terhadap keberlanjutan lingkungan pascapandemi COVID-19.
Baca juga: KBRI bersama universitas di Indonesia dan Inggris luncurkan UKICIS
Baca juga: Dubes Inggris dorong komersialisasi tahap lanjut kerja sama Iptek
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020