Indonesia-Taiwan dapat membangun kemitraan merestrukturisasi model rantai pasok barang dunia dan model pertumbuhan ekonomi
Investasi Taiwan ke Indonesia naik dari 34,3 juta dolar AS (sekitar Rp503,86 miliar) pada Kuartal I 2020 jadi 77,3 juta dolar AS (sekitar Rp1,13 triliun) pada Kuartal II, demikian data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) saat sesi seminar di Jakarta, Kamis.
Peningkatan itu salah satunya dipengaruhi oleh pemindahan beberapa pabrik milik perusahaan Taiwan dari China ke Indonesia, kata Wakil Kepala BKPM, Ikmal Lukman saat menyampaikan paparan pada seminar virtual yang membahas prospek kerja sama ekonomi Indonesia dan Taiwan.
Sementara itu, total nilai investasi Taiwan di Indonesia selama Semester I 2020 mencapai 111,6 juta dolar AS (sekitar Rp1,64 triliun). Tidak hanya itu, setidaknya 4.579 pekerja telah terserap untuk bekerja di total 421 proyek investasi Taiwan di Indonesia selama periode Januari-Juni 2020, terang Ikmal.
Data BKPM menunjukkan 64,2 persen dari total investasi terpusat di Jawa Barat dengan nilai modal 71,67 juta dolar AS (sekitar Rp1,05 triliun). Di bawah Jawa Barat, Jawa Tengah menguasai 29,3 persen dari total investasi, kemudian diikuti oleh Kepulauan Riau sebanyak empat persen dan Jawa Timur 1,1 persen.
Provinsi lain yang menerima dana investasi dari Taiwan, antara lain Banten (0,7 persen), Sumatera Utara (0,2 persen), Sulawesi Tengah, Jambi, Bali, dan daerah lainnya dengan nilai masing-masing 0,1 persen.
Selama enam bulan pertama 2020, investasi Taiwan di Indonesia masih didominasi oleh industri tekstil dan garmen, kemudian diikuti oleh pembangunan kawasan industri, industri alas kaki, elektronik dan alat berat, serta otomotif.
Selama pandemi, ada dua perusahaan Taiwan yang memutuskan memindahkan pabriknya dari China ke Indonesia. Dua perusahaan itu antara lain Kenda Tire yang memproduksi ban, serta Meiloon, perusahaan pembuat pengeras suara dan alat-alat terkait sistem audio.
Tidak hanya itu, Ikmal menyampaikan masih ada 59 perusahaan Taiwan yang berpotensi memindahkan pabriknya dari China atau negara lainnya ke Indonesia selama pandemi. Namun, Ikmal belum dapat memberi keterangan lebih lanjut, termasuk nama-nama perusahaan Taiwan yang berpeluang memindahkan investasinya ke Indonesia.
Dalam sesi seminar yang sama, Wakil Direktur Jenderal Biro Perdagangan Luar Negeri Taiwan, Guann-Jyh Lee, menyampaikan Indonesia merupakan salah satu mitra dagang yang penting buat Taiwan. “Khususnya, di bawah kerangka Kebijakan Baru ke Arah Selatan (New Southbound policy),” kata Lee.
Ia menerangkan pelaku usaha dari dua wilayah dapat memanfaatkan Perjanjian Kerja Sama Pasar Bebas antara Indonesia dan Taiwan, serta penandatanganan nota kesepahaman (MoU) promosi dagang dan kerja sama yang diteken pada Mei 2020.
Dalam kesempatan itu, ia turut menyebut Taiwan berencana melakukan transformasi/perubahan model rantai pasok barang dunia (global value chain) dengan melakukan diversifikasi. Artinya ke depan, produksi barang-barang yang terkait rantai pasok dunia tidak lagi terpusat di satu atau dua wilayah.
Rencana itu, menurut Kristy Tsun-Tzu Hsu, Direktur Pusat Kajian ASEAN CIER Taiwan, memungkinkan banyak pendatang baru, termasuk Indonesia, untuk lebih aktif terlibat dalam rantai pasok barang dunia.
“Indonesia-Taiwan dapat membangun kemitraan merestrukturisasi model rantai pasok barang dunia dan model pertumbuhan ekonomi,” terang pakar dari CIER itu.
CIER atau Chung-Hua Institution for Economic Research merupakan lembaga think-tank yang fokus mengamati dan meneliti sektor ekonomi dan industri di Taiwan.
Di samping bekerja sama memperbaiki tata kelola rantai pasok barang dunia, Indonesia dan Taiwan dapat meningkatkan kemitraan pada sektor ketahanan pangan/pertanian, pemberdayaan sumber daya manusia, pertukaran pelajar, bidang perusahaan rintisan digital (startup) dan kewirausahaan, terang Kristy.
Baca juga: Bahlil sebut sudah dapat anggaran petakan potensi investasi daerah
Baca juga: BKPM targetkan penyerapan anggaran 2020 di atas 95 persen
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020