Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando memuji peran Bunda Baca di daerah yang memiliki peran penting dalam meningkatkan minat baca masyarakat.wisata literasi diharapkan menjadi inspirasi banyak pihak untuk diadopsi di daerah masing-masing
"Kami mengapresiasi peran Bunda Baca Kota Tegal Roro Kusnabilla Erfa atas programnya dalam meningkatkan budaya baca di daerahnya. Melalui wisata literasi diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk diadopsi di daerah masing-masing," ujar Syarif Bando dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Hal itu disampaikan Syarif Bando dalam webinar dengan tema "Peran Bunda Baca dalam Adaptasi Kenormalan Baru untuk Meningkatkan Literasi Masyarakat".
Baca juga: Legislator dukung Perpusnas ajukan anggaran minimal Rp1 triliun
Syarif Bando menekankan empat tingkatan literasi yang ingin dicapai. Pertama, kemampuan mengumpulkan sumber-sumber bahan bacaan.
Kedua, kemampuan memahami apa yang tersirat dan tersurat. Ketiga, kemampuan mengemukakan ide-ide, gagasan, kreativitas, ataupun inovasi baru, dan keempat kemampuan menciptakan barang atau jasa yang bermutu yang bisa dipakai pada kompetisi global.
Bunda Baca Kota Tegal, Roro Kusnabilla, menyatakan wisata literasi diusung dengan kunjungan ke sekolah, kelurahan, hingga kecamatan, pemberdayaan pojok dan forum baca, pemantapan program dengan perpusda dan pegiat literasi, pengembangan kampung literasi, serta melibatkan 46 duta baca yang mewakili seluruh elemen masyarakat.
Baca juga: Perpusnas : Perpustakaan miliki peran signifikan menuju kesejahteraan
Kegiatan-kegiatan tersebut menghasilkan beberapa judul buku hasil karya peserta didik SMPN 1 Tegal dan masyarakat.
Pada masa pandemi COVID-19, Roro Kusnabilla tetap aktif menularkan virus membaca melalui webinar dan pemberdayaan warga. Meski begitu, dia mengaku kesulitan melaksanakan wisata literasi karena pembatasan jumlah peserta. Karenanya, dia melibatkan elemen masyarakat untuk menjalankan program tersebut.
"Saya dibantu duta baca, pegiat literasi, taman baca, kader PKK untuk tetap mengadakan wisata literasi dan membuka forum baca dan pojok baca di kelurahan, TBM, sehingga anak-anak bisa tetap membaca," terang dia.
Baca juga: Perpusnas : Keluarga berperan penting hadirkan iklim literasi
Untuk menumbuhkan minat baca anak, dia memberikan tips kepada para orang tua. Pihaknya membuat anak-anak suka membaca dengan bercerita, terutama anak SD diajak untuk bercerita dan mendongeng. Sehingga anak itu penasaran dan membaca buku ceritanya.
Sementara itu Pustakawan Ahli Utama Perpusnas, Titiek Kismiyati mengatakan pada era kenormalan baru perpustakaan harus tetap menjalankan fungsinya dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat.
Hal itu sesuai Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, perpustakaan menjalankan lima fungsi yakni sebagai wahana pendidikan, penelitian, informasi, pelestarian, dan rekreasi.
Baca juga: Kepala Perpusnas minta pejabat ubah paradigma dalam layani masyarakat
“Strategi layanan perpustakaan bisa dilakukan dengan tiga cara. Pertama, membuka layanan secara tatap muka atau onsite dengan mengikuti protokol kesehatan kenormalan baru di perpustakaan. Kemudian secara online dapat menjadi awal untuk memulai layanan dan kegiatan 'online' yang memang sudah seharusnya dilakukan oleh perpustakaan di era digital, dan terakhir, bisa gabungan antara tatap muka dan 'online'," kata Titiek.
Pada era kenormalan baru, perpustakaan bisa menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan masyarakat namun tetap mematuhi pembatasan dan protokol kesehatan. Seperti kegiatan tatap muka dengan membatasi jumlah peserta, kegiatan layanan pesan antar koleksi ke pemustaka dan kegiatan daring.
Baca juga: Kemenkeu dukung program Perpusnas bangun perpustakaan daerah
Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020