Anak muda kebal COVID-19? Ini faktanya

27 Agustus 2020 23:14 WIB
Anak muda kebal COVID-19? Ini faktanya
Anggota Paguyuban Kakang dan Mbekayu Banyumas (Pakemas) saat membagikan masker kepada sekelompok remaja yang sedang duduk-duduk di sekitar Alun-Alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (12/7/2020). ANTARA/HO-Dinkominfo Banyumas/pri.
Jakarta (ANTARA/JACX) - Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) penyebab COVID-19, menurut catatan Wikipedia, pertama kali ditemukan pada akhir 2019. Tapi, masih terdapat sebagian masyarakat yang tidak yakin adanya virus mematikan tersebut hingga pertengahan 2020.

Di media sosial misalnya, opini-opini yang meragukan eksistensi virus severe acute respiratory syndrome-related coronavirus 2 (SARS-CoV-2) itu masih terus diulang hingga Agustus 2020 walau muncul beberapa bulan sebelumnya.

Stigma terhadap COVID-19 pun berkembang seiring waktu. Salah satu stigma yang muncul adalah anggapan bahwa penyakit dengan gejala sesak napas itu, lebih mudah menyerang orang lansia daripada kaum muda.

Narasi yang menyatakan anak muda punya kekebalan terhadap infeksi COVID-19 dapat dilihat dalam unggahan pengguna Twitter pada Mei dan Juni 2020.

Namun, apakah benar kaum muda mempunyai kekebalan terhadap COVID-19?
 
Tangkapan layar narasi hoaks tentang kaum muda kebal terhadap COVID-19. (Twitter)
 
Tangkapan layar narasi hoaks tentang kaum muda kebal terhadap COVID-19. (Twitter)


Penjelasan:

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyanggah narasi tentang kekebalan anak muda terhadap virus corona baru itu.

"Saya ingin menyampaikan pesan ke anak-anak muda: kalian tidak kebal (virus, red). Virus itu dapat membuat Anda dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu, bahkan membuat Anda meninggal dunia," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus sebagaimana diberitakan ANTARA dalam laporan berjudul "Peringatan WHO: Anak muda tidak kebal COVID-19" yang disiarkan pada Maret 2020.

Ghebreyesus menambahkan anak muda tetap dianjurkan untuk berdiam di rumah walaupun tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Upaya tersebut dinilai menjadi cara terampuh untuk menghentikan penularan virus corona.

Menurut catatan WHO selama Februari-Juni 2020, jumlah kasus COVID-19 pada kalangan anak muda mengalami peningkatan. 

Sebanyak 15 persen dari enam juta kasus COVID-19, yang muncul pada periode akhir Februari hingga pertengahan Juni 2020, terjadi pada kelompok usia 15-24 tahun, demikian WHO sebagaimana diberitakan Kompas.com pada 7 Agustus 2020.

Klaim: Anak muda kebal COVID-19
Rating: Salah/Disinformasi

Baca juga: Erick Thohir: Nanti ada vaksin COVID gratis, mulai awal 2021

Cek Fakta: Virus corona sengaja disebarkan dokter-apoteker Indonesia?


Cek Fakta: Korban meninggal akibat COVID-19 di dunia mencapai 1,6 juta jiwa?

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020