Sebanyak 104 hasil penelitian tentang tuberkolosis dipresentasikan pada Indonesia Tuberkulosis International Meeting (Ina Time) 2020 yang digelar secara virtual di Universitas Andalas (Unand) Padang pada 28-29 Agustus 2020.Indonesia negara dengan jumlah penderita TB ketiga tertinggi di dunia setelah India dan China
Ketua Panitia Ina Time 2020 Dr Finny Fitry Yani di Padang, Jumat, menyampaikan Ina Time merupakan konferensi yang khusus membahas masalah penyakit tuberkulosis, untuk para praktisi baik staf kesehatan di berbagai tingkatan dan pengelola program penanggulangan TBC dari berbagai tingkatan serta akademisi.
"Ina Time diadakan setiap tahun, diawali oleh kumpul-kumpul para peneliti tuberkulosis yang tergabung di Jejaring Riset Tuberkulosis Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Tiga penyakit ini tertinggi di RSUD Bekasi
Pada tahun 2020 ini rangkaian kegiatan meliputi 1 main plenary, 5 simposium dengan jumlah peserta yang mendaftar sekitar 1.000 orang yang akan mengikuti secara virtual.
Para pembicara terdiri atas akademi dan praktisi yang ahli di bidang tuberkulosis di dunia, berasal dari berbagai negara, Jepang, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Belanda, Taiwan, Selandia Baru dan Singapura.
Selain itu panitia telah menerima 104 buah abstrak presentasi penelitian tuberkulosis, 18 naskah inovasi tuberkulosis, 14 video edukasi tuberkulosis yang dilombakan.
Baca juga: Kemenkes: Estimasi kasus TB di Indonesia capai 845.000
Sementara Rektor Unand Prof Yuliandri menyampaikan tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah global hingga saat ini.
"TBC menjadi penyebab kematian tertinggi karena penyakit infeksi, yaitu 1,2 juta per tahun. Organisasi Kesehatan Dunia WHO melaporkan jumlah penderita TBC di seluruh dunia mencapai hampir 10 juta orang, dan Indonesia termasuk high burden tuberculosis country, negara dengan jumlah penderita TB ketiga tertinggi di dunia setelah India dan China," kata dia.
Baca juga: Arifin Panigoro: Penanganan tuberkulosis harus lebih gencar
Ia menyampaikan saat ini Unand telah memiliki Pusat Studi Tuberkulosis dan HIV yang perlu dikembangkan lebih baik ke depan.
Rektor berharap melalui kegiatan Ina-Time 2020 terbuka wawasan yang lebih luas dan merupakan ajang untuk mempertemukan pihak-pihak yang terlibat dalam penanggulangan TB baik dari Provinsi Sumatera Barat maupun wilayah Indonesia yang lain, serta dari luar negeri dengan Kementerian Kesehatan RI, WHO, dan NGO TB, untuk saling belajar dan berbagi pengalaman.
Baca juga: Obat eliminasi TB diperjualbelikan, Kemenkes peringatkan rumah sakit
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020