"Tadi kita sudah lihat bagaimana hasilnya. Nah kedatangan saya untuk meninjau ini untuk memastikan bahwa seluruh bantuan yang diberikan dengan mengucurkan miliaran anggaran ada nilai manfaat bagi masyarakat memberikan hasil yang positif bagi masyarakat di kabupaten Kupang khususnya desa ini," katanya di Kupang, Sabtu.
Bantuan Bioflok itu merupakan batuan tahun 2019 yang diberikan oleh KKP kepada masyarakat di desa itu untuk membudidayakan perikanan tangkap khususnya ikan nila.
Baca juga: KKP: Perikanan merupakan sektor yang bernilai positif saat pandemi
Saat ini kata dia ada 10 Bioflok yang ada di desa tersebut. Keberadaan Bioflok itu sendiri menurut pengakuan dari kepala desa di desa itu sangat membantu masyarakat karena memberikan lapangan pekerjaan bagi para pengganguran di desa itu.
"Dan kita akan tambah lagi karena memang menurut pengakuan kepala desa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di desa itu," tambah dia.
Saat ini ujar dia, baru di Kabupaten Kupang khususnya di desa Mata Air saja yang mengelola atau mengembangkan pembudidayaan ikan nila dengan Bioflok.
Oleh karena itu ujar dia dengan adanya hasil yang positif itu makan pihaknya akan menambah lagi untuk beberapa desa lain di kabupaten itu, walaupun tambah dia NTT memiliki perairan laut yang sangat luas.
Baca juga: KKP jadikan Pulau Pieh Sumbar habitat perlindungan mamalia laut
"Tetapi saya pikir bahhwa masyarakat NTT juga perlu makan ikan-ikan air tawar dan perlu kita dorong. Ini yang saya pikir perlu kita kembangkan selanjutnya," tambah dia.
Lebih lanjut kata dia penggunaan Bioflok justru lebih memudahkan pembudidayanya untuk tidak perlu lagi ke empang untuk menangkapnya, dan juga kontrol-nya bisa lebih cepat.
Dalam kunjungan kerja itu juga Menteri KKP bersama Gubernur NTT Viktor B Laiskodat juga menaburkan 7.000 benih ikan nila ke dalam bioflok yang ada di desa itu.
Sementara itu kepala desa Mata Air Benyamin Kanuk mengatakan bahwa panen yang dilakukan oleh Menteri KKP dan gubernur NTT adalah panenan kedua setelah sebelumnya pada akhir 2019 sudah dilakukan panen perdana dengan jumlah 800an ekor juga.
"Saat ini kata dia masih terus dikembangkan kelompoknya untuk pembudidayaan ikan nila tersebut. Walaupun baru satu kelompok dengan anggpta 10 orang namun dalam waktu dekat akan ada penambahan kelompok lagi untuk pengembangan budidaya ikan nila itu," tambah dia.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020