Dengan pertambahan kasus baru sebanyak 1.114 ini, total kasus paparan akibat virus novel corona jenis baru ini di Ibu Kota menjadi 39.280 kasus, bertambah signifikan dari sebelumnya sejumlah 38.166.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menerangkan bahwa dari penambahan 1.114 kasus COVID-19 ini, sebanyak 385 kasus di antaranya adalah akumulasi data selama tujuh hari sebelumnya yang baru dilaporkan.
Sebagian besar terpapar COVID-19 saat libur panjang akhir pekan (long weekend) pada rentang waktu 16-22 Agustus 2020.
Berdasarkan data dari Pemprov DKI Jakarta, pertambahan kasus sebanyak 1.114 kasus ini juga paling tinggi di antara pertambahan kasus selama sepekan. Pada Sabtu (29/8) sebanyak 888, pada Jumat (28/8) 816 kasus, Kamis (27/8) 820 kasus dan pada Rabu (26/8) sebanyak 711 kasus.
Pada Selasa (25/8) sebanyak 636 kasus, Senin (24/8) 659 kasus dan pada Ahad (23/8) sebanyak 637 kasus.
Baca juga: Dua petani pengunjuk rasa asal Deli Serdang reaktif usai tes cepat
Baca juga: Tes usap massal dilakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Dwi menjelaskan bahwa 70 persen kasus positif pada hari ini adalah kasus yang diambil spesimen pada 24 dan 25 Agustus 2020. Jika dihitung mundur, masa inkubasi tersering adalah enam hari
Inkubasi adalah lama waktu dari virus masuk sampai dengan menimbulkan gejala. Lalu pasien mengakses pemeriksaan PCR 1-2 hari kemudian, maka periode penularan tertinggi terjadi pada 16-17 Agustus 2020.
Angka pengambilan spesimen pada 27 Agustus juga cukup tinggi dan perlu dipertimbangkan efek long weekend 2 minggu berturut-turut. "Perlu adanya kewaspadaan dan usaha bersama, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, dalam melihat tren kenaikan kasus ini," ujarnya.
Selain itu, untuk penambahan kasus baru hari ini, 57 persen atau sebanyak 630 kasus di antaranya adalah hasil tracing Puskesmas dengan melakukan pemeriksaan kepada kontak erat pasien positif.
Sedangkan, dari active case finding yang dilakukan Puskesmas, ditemukan enam kasus baru. Kemudian dari passive case finding di RS dan klinik ditemukan sebanyak 478 kasus baru.
Tracing ratio di DKI Jakarta saat ini adalah enam. Artinya dari satu kasus positif, rata-rata enam orang kontak erat yang akan diperiksa/dites PCR.
Baca juga: Dinkes DKI: 49 persen tes PCR di Jakarta dilaksanakan gratis
Baca juga: DPRD DKI Jakarta lakukan penelurusan dan tes cepat COVID-19 Kendati terdapat tren kenaikan pada kasus harian, namun tingkat kematian (case fatality rate/CFR) menurun. Hingga 30 Agustus 2020, CFR di DKI Jakarta adalah 3 persen.
Jumlah kasus aktif yang sempat mengalami kenaikan pada Juli dan awal Agustus, mulai menunjukkan pelandaian kembali dan penurunan, yakni hingga 30 Agustus 2020 sebanyak 7.960 orang.
Hal tersebut diikuti dengan tingkat kesembuhan (recovery rate) yang terus meningkat, sebesar 76,7 persen.
Hingga 29 Agustus 2020, berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sudah ada 722.794 sampel (sebelumnya 716.853 sampel) yang telah diperiksa dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mengetahui jejak COVID-19 di lima wilayah DKI Jakarta lewat 54 laboratorium.
Pada 29 Agustus 2020 dilakukan tes PCR sebanyak 5.941 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 4.872 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru.
Untuk jumlah orang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 51.148 orang atau sama dengan 4.804 per 1 juta penduduk per pekan (empat kali lipat di atas standar WHO). Sedangkan untuk persentase kasus positif sepekan terakhir sebesar 9,7 persen dan persentase kasus positif secara total sebesar 6,3 persen.
Baca juga: 100 karyawan Ragunan jalani tes cepat deteksi COVID-19
Baca juga: Wagub DKI: Capaian tes PCR di Jakarta di atas standar WHO
Jumlah kasus aktif yang terpapar penyakit pneumonia akibat virus corona jenis baru di Jakarta saat ini, sebanyak 7.960 orang (bertambah 734 dari sebelumnya 7.226 orang) yang masih dirawat/isolasi.
Dari jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sebanyak 39.280 kasus, ada 30.134 orang dinyatakan telah sembuh (bertambah 366 dibanding hari sebelumnya 29.768 orang). Sedangkan 1.186 orang (bertambah 14 dibanding sebelumnya 1.172) meninggal dunia.
Dalam persentase, tingkat kesembuhan di Jakarta adalah 76,7 persen (sebelumnya 78 persen) dan tingkat kematian 3 persen (sebelumnya 4,3 persen).
Untuk "positivity rate" atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta setelah penambahan ini, sebesar 9,7 persen (sebelumnya 8,9 persen). Sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 6,3 persen (sebelumnya 6,1 persen).
WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari lima persen.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020