"Peran serta masyarakat dengan berkata jujur dapat menjaga tenaga kesehatan, termasuk perawat terpapar dari COVID-19, (kejujuran) sangatlah diperlukan," ujar Ketua DPW PPNI Provinsi Lampung Dedi Aprizal, saat dihubungi di Bandarlampung, Selasa.
Menurutnya, banyak ditemukan kendala dan risiko bagi perawat dalam melakukan pelayanan di tengah pandemi COVID-19.
"Kendala dan risiko bagi perawat saat melakukan pelayanan kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19 di garis terdepan ialah adanya pasien yang tidak menunjukkan gejala spesifik serta ketidakjujuran pasien," ucapnya.
Baca juga: Dua nakes positif, COVID-19 di batas RI-Malaysia meningkat 38 orang
Baca juga: Dinkes Kalbar: 9 nakes kembali terkonfirmasi positif COVID-19
Ia mengatakan ketidakjujuran pasien atas riwayat perjalanan dan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 masih terjadi di tengah masyarakat, sehingga perlu peran serta masyarakat untuk mengatasi persoalan ini.
"Keberhasilan pengendalian COVID-19 perlu peran serta masyarakat, " katanya.
Hal serupa juga dikatakan oleh salah seorang tenaga kesehatan di Provinsi Lampung, Hana.
"Kejujuran pasien penting bagi kami, agar penanganan dapat dilakukan dengan baik, dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19," ujarnya.
Menurutnya, sinergitas antara masyarakat tenaga kesehatan, dan pemerintah dapat menjadi faktor kunci untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Berdasarkan data yang dicatat oleh Dinas Kesehatan Provinsi Lampung selama pandemi COVID-19 berlangsung, telah ada delapan tenaga kesehatan termasuk dokter yang terpapar COVID-19.*
Baca juga: Kembali melonjak, 46 warga Batam positif COVID-19
Baca juga: Tujuh nakes RSMA meninggal karena COVID-19
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020