Pada partai ini Pramudya/Yeremia harus melalui pertarungan ketat dan selesai dengan rubber gim 22-20, 13-21, 21-17 dalam laga yang berlangsung di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Selasa.
"Dari awal memang kami sama-sama main ngotot dan ingin menang, kami juga tadi sebisa mungkin menghindari dimatikan (pukulan) lawan. Jadi permainan memang sangat ketat," ujar Yere soal pertandingannya.
Baca juga: Karono sumbang poin ketiga bagi Rajawali setelah atasi Ikhsan
Baca juga: Tim Rajawali kantongi kemenangan kedua melalui Fajar/Rian
Sempat unggul di gim pertama, Pramudya/Yeremia justru tertinggal di gim kedua sehingga memaksa gim penentu. Menurut Pram, kekalahan di gim kedua diakibatkan menang angin sehingga mereka kesulitan mengontrol arah bola.
"Di gim kedua lebih menang angin, akurasinya jadi kelebihan. Saat memukul bola jadi error, arahnya lebih jauh dari perkiraan. Di faktor itu sih kami jadi tidak bisa unggul dari mereka," pungkas Pramudya.
Bermain dalam konsep beregu menjadi pengalaman tersendiri bagi mereka. Baik Pramudya dan Yeremia mengaku mendapat pelajaran berharga bisa terlibat dalam turnamen beregu meski berupa simulasi Piala Thomas.
"Bedanya di beregu tekanannya lebih tinggi soalnya harus menang untuk tim, kalau kita kalah ya kerasanya bareng-bareng. Tekanannya lebih terasa lah," kata Pramudya.
"Kalau saya pribadi lebih percaya diri ya, karena partai sebelumnya sudah menang jadi kami agak santai. Tapi karena ini ajang uji coba jadi kami tetap tidak mau lengah," kata Yere menambahkan.
Baca juga: Jonatan kalahkan Ginting pada simulasi Piala Thomas
Baca juga: Hendra Setiawan manfaatkan simulasi Piala Thomas untuk pemanasan
Baca juga: Indonesia waspadai Malaysia di Piala Thomas 2020
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020