• Beranda
  • Berita
  • Anggota DPR: Hadirkan rasa aman bagi dokter tangani COVID-19

Anggota DPR: Hadirkan rasa aman bagi dokter tangani COVID-19

1 September 2020 15:51 WIB
Anggota DPR: Hadirkan rasa aman bagi dokter tangani COVID-19
Jurnalis membagikan bunga mawar kepada tenaga medis rumah sakit rujukan penanganan virus Corona (COVID-19) RSUD Cut Meutia Aceh Utara di Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (11/4/2020). Pembagian 100 tangkai bunga dari jurnalis Posko Peliput COVID-19 itu sebagai simbol apresiasi dukungan moral kepada dokter dan tenaga medis di seluruh Indonesia yang menjadi garda terdepan dalam penanganan COVID-19. ANTARA FOTO/Rahmad/wsj.

Dokter dalam bekerja menangani COVID-19 harus merasa aman dari ancaman COVID-19, rasa aman itu juga harus dilindungi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang pasti dan konsisten

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PPP Anas Thahir mengingatkan pemerintah untuk harus menghadirkan rasa aman bagi dokter yang bertugas menangani COVID-19.
 
Anggota DPR RI Anas Thahir dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan rasa aman itu dapat dihadirkan dengan berbagai kebijakan yang mendukung para dokter dalam menangani COVID-19.
 
"Dokter dalam bekerja menangani COVID-19 harus merasa aman dari ancaman COVID-19, rasa aman itu juga harus dilindungi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang pasti dan konsisten," kata dia.
 
Menurut Anas jangan sampai para dokter yang bekerja di garda terdepan dalam menangani COVID-19 malah justru keselamatan nyawanya terancam.

Baca juga: IDI Medan nilai perlu pemisahan rumah sakit penanganan COVID-19

Baca juga: Dokter bedah di Yogyakarta meninggal dunia akibat COVID-19
 
Satu-satunya harapan kita dalam menangani COVID-19 menurut Anas adalah dokter, baik itu dokter spesialis maupun tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam penanganan garda terdepan.
 
"Saya tidak henti-hentinya mengingatkan pemerintah untuk lebih serius dan fokus menangani COVID-19," ujar-nya.
 
Dia menjelaskan jumlah dokter Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara, yaitu sebesar 0,4 dokter per 1.000 penduduk.
 
Hal itu artinya lanjut Anas Indonesia hanya memiliki 4 dokter untuk melayani 10.000 penduduk Indonesia. Jumlah tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Singapura yang memiliki 2 dokter melayani 1.000 penduduknya.
 
"Perlu terobosan pemerintah untuk menutupi kekurangan dokter tersebut," ucap Anas.
 
Kemudian, lanjut dial laporan tiga hari terakhir kasus COVID-19 telah mencapai rekor tertinggi, terhitung dari 29 Agustus terkonfirmasi di atas 3.000 pasien positif kasus harian.
 
"Ini menunjukkan pandemik COVID-19 belum berakhir dan justru mengkhawatirkan," ujarnya.

Baca juga: Dokter meninggal di Madura, Pemprov Jatim ucapkan duka cita

Baca juga: Seorang dokter di Surabaya dinyatakan meninggal akibat COVID-19

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020