Produk kerajinan mendong khas Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, kembali ekspor ke Amerika Serikat (AS) yang sempat terhenti selama beberapa bulan sejak wabah COVID-19 melanda Indonesia dan berbagai negara lainnya.Break ekspor itu Maret-Juni, semua pesanan dibatalkan, namun kita bertahan. Alhamdulillah ada jalannya, sekarang ekspor bisa jalan lagi
"Break ekspor itu Maret-Juni, semua pesanan dibatalkan, namun kita bertahan. Alhamdulillah ada jalannya, sekarang ekspor bisa jalan lagi," kata pemilik CV Mendong Jaya produsen kerajinan mendong, Eje Zainal Muttaqin di Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa.
Ia menuturkan mendong merupakan tanaman rumput yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kerajinan berupa tikar, alas, maupun produk yang dikirim ke AS yaitu berupa wadah.
Baca juga: Tikar Mendong Masuk Pasar Timur Tengah
Produksi kerajinan mendong di Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya itu, kata dia, kembali menggeliat setelah ada pesanan produk boks atau wadah ke Amerika sebanyak satu kontainer atau sekitar 5.000 set yang dikirim secara bertahap.
Eje menyampaikan pasar ekspor mendong khas Tasikmalaya masih terbuka luas, bahkan rumah produksi yang ada di Tasikmalaya belum bisa memenuhi permintaan ekspor.
Baca juga: Kemendag dongkrak ekspor fesyen dan kerajinan tangan ke AS
Baca juga: Berkat medsos, produk anyaman Gianyar tembus ke Spanyol dan Italia
"Sekarang kita baru 25 persen memenuhi permintaan dari Amerika Serikat, soalnya di sana jadi kebutuhan," kata Eje.
Ia mengungkapkan ekspor produk kerajinan dari bahan mendong bukan hanya ke AS, tapi ada beberapa negara lainnya yang sudah berjalan sejak lima tahun lalu dan dilakukan setiap bulan dengan jumlah pesanan satu sampai dua kontainer.
"Produk ini laris di luar negeri karena bahan baku mendong itu ramah lingkungan, orang luar negeri banyak yang sudah tak mau menggunakan bahan seperti plastik," katanya.
Baca juga: Dirjen IKMA: Ekspor industri kerajinan terus tumbuh, kian kompetitif
Baca juga: Perajin Kulon Progo ekspor kerajinan serat alam ke AS
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020